Sonora.ID - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat banyak perubahan yang tidak mudah untuk semua orang dan dari berbagai aspek atau bidang kehidupan.
Bahkan beberapa hal baru dan kebijakan baru harus diambil oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat dari paparan virus corona, termasuk salah satunya adalah mengurangi hari libur dan membatasi mobilitas masyarakat.
Seperti yang diketahui bahwa libur Lebaran yang identik dengan mudik atau pulang ke kampung halaman pun terpaksa tidak bisa dilakukan pada tahun 2021 yang lalu.
Hal serupa juga terjadi pada saat Libur Natal dan Tahun Baru yang biasanya dirayakan dengan berkumpul bersama dengan keluarga, harus disingkirkan sejenak demi keselamatan banyak orang dan orang tersayang.
Tetapi apakah mudik di tahun 2022 bisa dilakukan?
Lebaran tahun 2022
Terkait dengan vaksinasi dan booster yang terus diupayakan dan dimaksimalkan hingga saat ini, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa ada potensi untuk Lebaran 2022 ini dirayakan dengan cara yang berbeda.
Hal ini sangat bergantung dengan capaian target vaksinasi dosis kedua pada akhir bulan April 2022 mendatang.
Pemerintah memiliki target sebanyak 70 persen dari populasi untuk melakukan vaksin dosis kedua hingga April mendatang.
Baca Juga: Peningkatan Kasus Covid-19 di Kalbar Disebabkan Warga Mudik Imlek
“Lebaran kali ini bisa kita hadapi dengan berbeda, dibandingkan Lebaran sebelumnya. Dengan kondisi bahwa harus dilakukan percepatan vaksinasi dosis kedua,” tegasnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Dari pernyataan tersebut, masih ada harapan untuk merayakan Lebaran dengan cara yang berbeda daripada tahun sebelumnya, jika target vaksinasi dosis kedua tercapai.
Ahli
Tak hanya Menkes, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman juga menyoroti hal ini dan menganalisis arus mudik saat ini akan sulit untuk dihindari,
Pasalnya, tahun 2022 ini adalah tahun ketiga Indonesia merayakan Hari Raya Lebaran dengan kondisi pandemi, sehingga hasrat atau keinginan masyarakat pastinya akan lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya untuk lakukan mudik.
“Tahun ketiga ini, animonya besar sekali, semakin besar malah,” tegasnya.
Meski demikian, Dicky masih bersikeras jika hal tersebut bisa dicegah, lebih baik dicegah, karena bisa meminimalisasi pergerakan besar yang memungkinkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
“Melarang saya kira juga sulit,” sambung Dicky.
Baca Juga: Cegah Gelombang 3, Dokter Reisa: Jadwalkan Ulang Tradisi Mudik Nataru!