Sonora.ID - Seperti diketahui sebelumnya, bahwa sejak awal tahun 2022 ini, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan masuknya varian baru, Omicron, yang memang terbukti lebih mudah menyebar dan menular daripada varian lainnya.
Bahkan pada pertengahan Bulan Februari yang lalu, Indonesia resmi masuk dalam gelombang ketiga kasus Covid-19 sejak Marer 2020 yang lalu.
Namun, kabar gembira diumumkan selama beberapa hari terakhir ini, bahkan pelonggaran kebijakan pun sudah diumumkan.
Pasalnya setelah lebih dari satu bulan mengalami peningkatan kasus harian, saat ini Indonesia telah mencatatkan penurunan kasus harian, sehingga kebijakan pun mengalami perubahan.
Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali pun mengumumkan bahwa saat ini pelaku perjalanan domestik tak lagi perlu untuk melakukan tes antigen atau PCR jika memang sudah melakukan vaksin lengkap.
Beberapa pelonggaran pun sudah dilakukan.
Hal ini kemudian membuat banyak orang positif untuk masuk ke Bulan Suci Ramadan yang akan dimulai pada awal April mendatang.
Beberapa juga menyatakan optimismenya dalam menyambut Hari Suci Idul Fitri.
Seperti yang dikutip dari Kompas.TV, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa dengan kondisi Covid-19 saat ini, diperkirakan tidak mengancam perayaan Idul Fitri mendatang.
Baca Juga: Awas! Omicron Mutasi Lagi Menjadi BA.3, Ini 6 Gejala Omicron BA.3 yang Wajib Kamu Tahu
Hal ini disampaikan pada Selasa, 8 Maret 2022 yang lalu, ketika dirinya mengutip data yang terjadi pada hari itu.
Dalam data menunjukkan adanya tren penurunan kasus harian dalam dua pekan terakhir.
Data ini menjadi dasar bagi Kemenkes menuju persiapan Idul Fitri, setelah dua tahun sebelumnya dirayakan dalam kondisi pandemi.
“Nanti kita lihat ke depannya, tapi kita cukup optimis karena tren selama hamper dua minggu ini terus-menerus terjadi penurunan. Hanya beberapa provinsi saja di luar Jawa-Bali yang terjadi peningkatan,” paparnya tegas.
Omicron Siluman
Sempat menjadi sorotan banyak pihak, son of Omicron atau Omicron Siluman yang terjadi di beberapa wilayah dinyatakan tidak menunjukkan lonjakan yang signifikan.
Siti menyatakan bahwa kasus untuk sub-varian ini sebanyak 478 kasus, mayoritas kasus yang terjadi lebih dominasi oleh varian Omicron yang pertama.
“Kita belum menemukan varian BA.3, jadi kita masih didominasi varian BA.1,” sambungnya.
Baca Juga: ‘Omicron Siluman’ Ditemukan di Jogja, Sekda Bimbang antara Ekonomi dan Covid-19