Baca Juga: CATAT! Cuma 2 Kelompok Ini yang Gak Perlu Tes COVID-19 Sebelum Berpergian
"Pas ada omicron itu langsung turun dari 1.800 sampai 2.000 penumpang, maksimal 2.200 orang," imbuhnya.
Dijelaskannya lagi, angka itu sangat jauh dibawah rata-rata jumlah penumpang dalam kondisi normal, yakni bisa menyentuh angka 4.000 hingga 5.000 penumpang setiap hari.
"Dalam kondisi normal 4.000 sampai 5.000 penumpang setiap hari, terakhir di 2019," tambah Dony.
Kenaikan jumlah penumpang menurut Dony diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Ramadan hingga setelah lebaran nanti.
"Awal puasa akan turun lagi, pertengahan puasa mau ke lebaran naik lagi," paparnya.
Terkait jumlah penerbangan, dia menuturkan, hingga kini belum ada penambahan. Yakni, rata-rata masih 23 sampai 26 saban harinya.
"Paling banyak ke Jakarta, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta," tuturnya.
Sementara itu, Area Manager Lion Air Kalselteng, Agung Purnama menyambut baik dihapusnya syarat tes Covid-19 bagi penumpang transportasi udara, darat dan laut.
"Kebijakan ini bisa menambah animo masyarakat berpergian," ucapnya.
Baca Juga: Kontak dengan Pasien Omicron Tanpa Gejala, Hari ke Berapa Harus Tes Covid-19?
Dia menyebut, baru diberlakukan beberapa hari, jumlah penumpang yang mereka layani sudah naik hingga 37 persen.
"Kami berharap ke depan masih terus meningkat," harapnya.
Secara terpisah, GM Garuda Indonesia Banjarmasin, Endy Latief juga menyampaikan, penumpang mereka juga mengalami peningkatan semenjak syarat tes Covid-19 dihapus.
"Ada kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan minggu lalu," bebernya.
Menurutnya, hal itu seperti yang sudah diprediksi sebelumnya bahwa pelanggan setia memberikan respons positif terhadap kebijakan baru ini.
"Penumpang setia kita memberikan respons positif terhadap kebijakan baru ini," pungkasnya.