Kejar Target 2024, Pemkab Landak Lakukan Penelitian Terkait Stunting

15 Maret 2022 10:20 WIB
Bupati Landak, Karolin Margret Natasa saat konferensi pers pada sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024 Provinsi Kalimantan Barat, Senin (14/3).
Bupati Landak, Karolin Margret Natasa saat konferensi pers pada sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024 Provinsi Kalimantan Barat, Senin (14/3). ( Indri Rizkita)

Pontianak, Sonora.ID – Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengungkapkan, pada tahun 2021 pemerintah kabupaten Landak menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak untuk melakukan penelitian tentang stunting.

Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers pada sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024 Provinsi Kalimantan Barat, Senin (14/3).

“Jadi di tahun 2021, pemerintah kabupaten Landak menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak dan melakukan penelitian tentang stunting dan penyebabnya di tiga kecamatan dengan angka stunting paling tinggi di kabupaten Landak,” katanya.

Diakuinya, salah satu penyebab paling tinggi dalam kasus stunting adalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga. 

“Jadi bukan hanya masalah ekonomi namun pengetahuan ibu juga sangat penting dalam pemberantasan stunting,” ucap Karolin.

Baca Juga: Hasto Wardoyo : Masalah Stunting Perlu Penanganan Serius

Ia menjelaskan, pengetahun ibu mengenai inisiasi menyusui dini masih belum bagus.

“Ibunya sudah menyusui tapi belum eksklusif. Kemudian bayi diberi MPASI  terlalu cepat. Sekitar 30 persen bayi di tiga kecamatan yang kami lakukan itu sudah mendapatkan MPASI pada usia 1 bulan. Kami dari pemkab Landak berusaha mencari akar persoalannya,” terang Karolin.

Tidak hanya itu, lanjut Karolin, pemkab Landak juga mencari komponen yang mempunyai pengaruh besar dalam penurunan stunting.

Menurutnya, nenek menjadi tokoh yang penting dalam mencegah stunting dalam satu keluarga.

“Jadi di tahun ini pemkab Landak kami akan menggandeng para nenek. Karena nenek memiliki peran penting dalam pengasuhan cucu, mungkin karena budaya atau kultur lokal,” ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak Angka Kelangsungan Hidup Bayi per 1000 Kelahiran hidup (KH) tahun 2020 94,34 persen meningkat menjadi 95,39 persen di tahun 2021.

Dengan jumlah kematian bayi 34 jiwa di tahun 2020 turun menjadi 27 jiwa di tahun 2021, sedangkan jumlah lahir hidup 6.005 pada tahun 2020 turun menjadi 5.859 di tahun 2021.

Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengungkapkan, angka stunting di Kalimantan Barat berada di angka 29,8 persen.

“Stunting Kalimantan Barat sekarang berada di angka 29,8 persen ini sangat tinggi sekali jika dibandingkan dengan angka nasional. Kita masih ada waktu dua tahun untuk mengejar target di tahun 2024 menjadi 14 persen. Dalam waktu dua tahun kami akan berupaya semaksimal mungkin,” ucapnya.

Baca Juga: Sekda Kalbar: Semua Sektor Bertanggungjawab dalam Pengentasan Stunting

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm