Hasilnya diakui Iwan, memang ada beberapa dari mereka yang bukan warga Banjarmasin, dan telah dikembalikan ke daerah asalnya.
"Ada yang warga Batola. Laku kita kembalikan dan diberi ongkos transportnya. Jadi penghuni yang sekarang rata-rata adalah wajah baru," ungkapnya.
"Dari hasil pendataan ada sekitar 7 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di kolong jembatan itu. Ada yang bekerja sebagai pengupas bawang dan buruh angkut di Pasar Lima," sambungnya.
"Sebagian dari mereka yang warga Banjarmasin juga ada yang kita usulkan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun ini," tutup Iwan.
Sebelumnya diberitakan, Satpol PP Banjarmasin kembali menerjunkan puluhan personel untuk menertibkan rumah bedeng yang ada di kolong jembatan tersebut.
Penertiban sendiri bukan kali pertama. Bahkan untuk menghindari berdirinya bangunan-bangunan liar, pihaknya sempat memasang teralis untuk memagar kawasan sekitar.
Sayangnya, hal itu tidak menjadi penghalang bagi sebagian oknum warga untuk kembali ke kolong jembatan.
Camat Banjarmasin Tengah, Diyannor pun menginginkan, agar kolong jembatan Antasari tidak hanya ditutup dengan teralis saja. Melainkan juga dengan beton.
"Dengan teralis masih bisa dipotong dan warga kembali lagi ke kolong jembatan. Semoga dana di SKPD memungkinkan untuk ditutup menggunakan beton," harapnya.
Baca Juga: Siaga Banjir Banjarmasin, Dinas Sosial Bersiap Dirikan Dapur Umum