Banjarmasin, Sonora.ID - Kemarin, (14/03), Satpol PP Banjarmasin menertibkan rumah bedeng yang ada di kolong jembatan Antasari.
Warga penghuni bangunan liar itu pun ditawarkan dua alternatif tempat tinggal baru. Yakni rumah singgah Dinas Sosial atau Rumah Susun Sewa (Rusunawa) gang Ganda Magfirah.
Lantas, adakah dari mereka yang mengambil alternatif yang ditawarkan?
Mengenai hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Banjarmasin, Iwan Ristianto mengatakan, tidak ada penghuni rumah bedeng yang mau tinggal di Rumah Singgah maupun Rusunawa
Hal itu seakan menandakan, bahwa mereka masih berpotensi bakal kembali tinggal di kolong jembatan tersebut.
"Sudah kita tawarkan dua alternatif itu, tapi mereka tetap tidak mau. Alasannya karena jauh dari tempat mereka bekerja di Pasar Lima," ucapnya, saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin, di Balai Kota, Selasa (15/3).
Diketahui sebelumnya, penertiban rumah bedeng di kolong jembatan Antasari bukan lah kali pertama.
Warga yang menjadi penghuni pun sudah beberapa kali berganti. Walaupun juga masih ada penghuni yang wajah lama.
"Dari penghuni awal tidak ada mau pindah. Padahal di rumah singgah tidak dikenakan biaya sepeserpun dan diberikan tiga kali sehari. Kalau di Rusunawa memang dikenakan biaya," pungkasnya.
Baca Juga: Mayat di Area Rumah Singgah. Dinsos Banjarmasin Sebut Bukan Penghuni
Lebih jauh, Iwan menjelaskan, jauh sebelum dilakukan penertiban Kemarin (14/3), pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi rumah bedeng untuk mendata dan memverifikasi warga disana.
Hasilnya diakui Iwan, memang ada beberapa dari mereka yang bukan warga Banjarmasin, dan telah dikembalikan ke daerah asalnya.
"Ada yang warga Batola. Laku kita kembalikan dan diberi ongkos transportnya. Jadi penghuni yang sekarang rata-rata adalah wajah baru," ungkapnya.
"Dari hasil pendataan ada sekitar 7 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di kolong jembatan itu. Ada yang bekerja sebagai pengupas bawang dan buruh angkut di Pasar Lima," sambungnya.
"Sebagian dari mereka yang warga Banjarmasin juga ada yang kita usulkan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun ini," tutup Iwan.
Sebelumnya diberitakan, Satpol PP Banjarmasin kembali menerjunkan puluhan personel untuk menertibkan rumah bedeng yang ada di kolong jembatan tersebut.
Penertiban sendiri bukan kali pertama. Bahkan untuk menghindari berdirinya bangunan-bangunan liar, pihaknya sempat memasang teralis untuk memagar kawasan sekitar.
Sayangnya, hal itu tidak menjadi penghalang bagi sebagian oknum warga untuk kembali ke kolong jembatan.
Camat Banjarmasin Tengah, Diyannor pun menginginkan, agar kolong jembatan Antasari tidak hanya ditutup dengan teralis saja. Melainkan juga dengan beton.
"Dengan teralis masih bisa dipotong dan warga kembali lagi ke kolong jembatan. Semoga dana di SKPD memungkinkan untuk ditutup menggunakan beton," harapnya.
Baca Juga: Siaga Banjir Banjarmasin, Dinas Sosial Bersiap Dirikan Dapur Umum