Sonora.ID – Pernikahan pasangan selebriti Audi Marissa dan Anthony Xie sempat menyita perhatian publik, lantaran diketahui keduanya memeluk keyakinan yang berbeda.
Oleh karena itu sempat berhembus kabar kalau pernikahan keduanya sebenarnya tidak mengatongi restu dari Ibunda Audi, Mujenah atau Jenar Marissa.
Dugaan tersebut diperkuat dengan tidak hadirnya sang Ibu dalam prosesi sakral Audi Marissa dan Anthony Xie yang dilaksanakan pada 12 September 2020 lalu.
Namun rumor tersebut dibantah oleh Audi, yang menjelaskan kalau ketidak hadiran sang Ibu dikarenakan sedang tidak enak badan.
Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal! Kenali 5 Tanda Kamu Benar Siap Nikah Muda
Meskipun Audi langsung memberikan klarifikasi mengenai sang Ibu, sayangnya saat ia enggan menjawab rumor yang mengatakan kalau dirinya pindah agama demi bisa menikah dengan Anthony Xie.
Setelah cukup lama bungkam, lewat tayangan di channel YouTube GKDI Bogor, Anthony Xie akhirnya membenarkan bahwa Audi Marissa telah mengikuti keyakinannya, yakni Kristen.
Sebenarnya sudah banyak kasus pasangan yang rela pindah agama demi bisa menikah dengan pujaan hati.
Hanya saja, Indonesia memang terkenal sebagai negara dengan mayoritas pemeluk agama islam yang taat.
Makanya kasus seperti ini tentunya harus dipertimbangkan secara matang, karena cendrung keluarga akan sangat menentang keputusan tersebut.
Terlepas dari apakah Anda dibesarkan dalam keluarga yang religius atau tidak, pindah agama untuk calon pasangan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Ini adalah komitmen besar, dan Anda harus siap dengan sepenuh hati.
Berikut 5 hal yang harus dipertimbangkan sebelum pindah agama demi pasangan.
Minta Restu Orang Tua
Untuk memulai pembicaraan dengan orang tua tentang Anda ingin pindah keyakinan tentu bukan hal yang mudah.
Banyak yang membayangkan orangtua akan marah besar dengan keputusan ini.
Tapi sebelum terang-terangan berbicara hal ini, cobalah lakukan pendekatan terlebih dahulu antara pasangan Anda dan orang tua.
Sesekali boleh membuka pembicaraan serius mengenai prinsip hidup pasangan, agar orang tua Anda tahu karakter pasangan Anda seperti apa.
Jika pasangan Anda memang dinilai punya kualitas pribadi yang baik, sepertinya ini akan meminimalisir tentangan dari orang tua.
Mengenal Keyakinan Baru Lebih Dalam
Jika sudah direstui orang tua dan orang-orang di sekitar Anda tidak memberikan respon yang negatif, saatnya bertanggung jawab dengan pilihan Anda.
Anda perlu yakin dan bertekad menjalani hidup dalam keyakinan yang baru bersama pasangan Anda.
Minta pasangan Anda untuk mengajari Anda bagaimana cara beribadah atau sesekali berbincang dengan ahli agama agar hati Anda semakin dimantapkan.
Memang, pindah keyakinan demi pasangan masih menjadi hal yang tabu untuk dilakukan di sini
Anda pun harus siap dengan konsekuensi jika ada pihak yang menentang apalagi bereaksi negatif terhadap Anda. Apakah Anda sudah siap dengan hal ini?
Baca Juga: 10 Negara dengan Tradisi Pernikahan Paling Aneh, Mempelai Wanita Diludahi Ayah Sendiri?
Bagaimana perasaan Anda tentang iman Anda saat ini?
Amy Michelle DeBaets, seorang profesor etika dengan gelar PhD dalam agama mengatakan, untuk mempertimbangkan seberapa dekat perasaan Anda dengan keyakinan Anda saat ini.
Apakah Anda akan merindukan ibadah keagamaan yang saat ini Anda lakukan? Atau apakah agama pasangan Anda juga memiliki ritual atau ibadah yang sama?
Dia menyarankan untuk memastikan Anda memiliki pemahaman yang sangat kuat tentang komunitas baru dan praktik mereka sehingga Anda dapat memahami seberapa besar perbedaannya dari praktik Anda saat ini.
"Anda harus benar-benar memahami nilai-nilai inti dari agama baru, dan Anda harus benar-benar memiliki keyakinan," jelasnya.
Jika ternyata keyakinan mereka tidak sejalan dengan keyakinan Anda, maka cepat atau lambat kemungkinan keputusan ini akan menjadi masalah bagi diri sendiri.
Dapatkah Anda membuat komitmen seumur hidup untuk agama yang baru Anda peluk?
"Sebelum pindah agama, pahami kewajiban utama menjadi bagian dari komunitas agama baru ini." kata DeBaets.
"Pertimbangkan seberapa aktif Anda berencana untuk berada di komunitas dan apa yang diharapkan untuk Anda lakukan, termasuk ibadah tertentu yang diharapkan Anda lakukan, tidak hanya selama proses konversi, tetapi juga dalam jangka panjang."
Komunitas agama yang berbeda memiliki harapan yang berbeda seputar hal-hal seperti doa atau meditasi, kehadiran di layanan keagamaan, puasa, ziarah, sumbangan uang, dan ritual inisiasi untuk anak-anak dan anggota baru komunitas lainnya.
Pastikan Anda siap berkomitmen untuk semua ini, tidak hanya untuk pernikahan, tetapi untuk seumur hidup.
Kamu yakin sudah tidak ada keraguan?
Apakah Anda memiliki keraguan moral atau spiritual seputar keyakinan yang baru Anda peuk, atau apakah Anda merasakan keterikatan yang kuat dengan keyakinan Anda yang ada yang membuat Anda berhenti sejenak ketika berpikir untuk meninggalkannya?
Jika Anda ragu-ragu, kata DeBaets, Anda mungkin belum siap untuk pindah agama.
Selain itu, dia menyarankan Anda mempertimbangkan bagaimana perasaan Anda tentang apa yang akan diminta dari Anda selama proses konversi.
Jika ada yang membuat Anda tidak nyaman, Anda mungkin ingin mempertimbangkan opsi lain.
Baca Juga: 9 Topik yang Perlu Didiskusikan dengan Pasangan Sebelum Sah Menikah