Sonora.ID – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor, S.Sos, M. H. membawa sejumput tanah dan air untuk dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara beberapa hari yang lalu.
Usai penyerahan air dan tanah, pria yang akrab disapa Paman Birin ikut menanam pohon bersama presiden, para menteri beserta gubernur.
Usai acara, Paman Birin mengatakan, filosofi penyatuan air dari seluruh provinsi memiliki makna Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara besar milik rakyat dan harus dirawat, dijaga bersama seluruh rakyat Indonesia.
Baca Juga: Jokowi: Pencampuran Tanah dan Air di IKN Simbol dari Kebhinekaan
Tanah dari tempat tinggal ulama dunia
Melansir dari Tribunnews.com yang mengutip Banjarmasinpost.co.id, ternyata, tanah yang dibawanya tersebut adalah tanah yang diambil dari Desa Dalam Pagar atau tepatnya di lahan tempat tinggal ulama dunia, Syekh Muhammad Arsyad Albanjari yang akrab disebut Datuk Kelampayan di Dalam Pagar, Kabupaten Banjar, Kalsel.
Datu Kalampayan merupakan pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara Mesir dan seluruh dunia.
Guru H Syahrani Muhlis atau Guru Rani, panggilan akrabnya menjadi saksi mata mengenai sejumput tanah dibawa oleh H. Sahbirin Noor itu.
Guru Rani, panggilan akrabnya, adalah zuriah atau keturunan dari Datuk Kelampayan. Rumah yang ditinggalinya saat ini adalah rumah yang sebelumnya ditinggal Datu Kelampayan.
Awalnya, Guru Rani mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan dari keinginan tanah datuknya diambil utusan khusus dari Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an dan Tahfiz Darussalam Martapura.
Belakangan, tujuan dari tanah itu untuk dibawa ke lokasi IKN Nusantara yang menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
"Saya berharap ada barokah. Saya ambilkan di bawah tempat tidur Datu Kelampayan. Saya yang mengambil, tak banyak, sekitar dua kilogram," katanya.
Baca Juga: Paman Birin Serahkan Tanah dan Air Bernilai Sejarah untuk IKN Nusantara
Sebelumnya, Sabtu (12/3/2022), memang ada yang meminta tanah di sekitar rumah datuknya.
Orang yang datang itu utusan dari Pondok Pesantren Darussalam atas permohonan Gubernur Kalsel.
Guru Rani mengaku, setelah mengambil tanah, utusan itu ingin mengambil air yang menyertai tanah tersebut.
Namun disarankan, mengambil di Kota Martapura. Cukup tanahnya saja di Desa Dalam Pagar.
"Saya saran, diambil air di sumur gali di dekat Alun-alun Ratu Zalecha.
Cerita satu orangtua dahulu, lokasi sumur itu ditunjuk oleh Tuan Guru KH Zainal Ilmi.
Makanya, air sumur itu tak pernah kering, meskipun kemarau," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Main-Main, Tanah di Bawah Tempat Tidur Ulama Dunia yang Dibawa Gubernur Kalsel ke IKN Nusantara