Sonora.ID – Pernah nggak sih, kalian bertanya-tanya kenapa sebuah negara harus berutang?
Bukannya masyarakat sudah dibebankan berbagai macam pajak yang seharusnya dana tersebut bisa digunakan untuk membangun infrastruktur negara?
Di Indonesia sendiri, menurut laman resmi djppr.kemenkeu.go.id, ada sejumlah alasan kenapa negara harus berutang.
Sebab sebuah negara perlu berutang tidak lepas dari adanya kebutuhan pembiayaan APBN dalam menambal defisit.
Kemenkeu menjelaskan, utang negara untuk pembiayaan defisit APBN adalah konsekuensi dari belanja negara yang lebih besar dari pendapatan negara.
Baca Juga: 7 Negara yang Masih Dijajah dan Berjuang untuk Merdeka Hingga Saat Ini
Dijelaskan, utang merupakan konsekuensi belanja negara yang ekspansif. Kebijakan belanja yang ekspansif dilakukan dengan memprioritaskan belanja produktif pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Bagi sebuah negara, utang sangatlah krusial, ebab, negara bisa saja bangkrut karena tak mampu membayar utang.
Seperti yang pernah dialami beberapa negara di dunia yang ternyata bangkrut lantaran tidak mampu membayar utang miliaran.
Negara mana sajakah yang bangkrut karena utang luar negeri? Berikut daftar lengkapnya.
Yunani
Pada 30 Juni 2015 Yunani dinyatakan bangkrut. Penyebabnya karena gagal membayar utangnya yang totalnya mencapai 360 miliar euro (Rp 5.000 triliun). Rasio utang pemerintah Yunani terhadap PDB mencapai 155,3% pada Mei 2015
Utang Yunani yang menggunung mulai dikumpulkan sejak bergabung dengan Uni Eropa pada awal 2000-an.
Padahal, Yunani bukanlah negara besar, karena jumlah penduduknya hanya sekitar 11 juta orang, ini bahkan lebih rendah dari penduduk di Jawa Barat yang mencapai sekitar 46 juta orang.
Sekitar 16% perekonomian Yunani bergantung pada sektor pariwisata.
Saking banyaknya utang Yunani, para investor menghentikan pembelian surat utang yang diterbitkan pemerintah negeri para dewa ini.
Argentina
Negeri Tango ini setidaknya sudah dua kali mengalami gagal bayar utang (default) yakni pada 2001 dan 2014.
Di 2014 para kreditur menolak penawaran negosiasi pembayaran utang pemerintah Argentina.
Pihak lembaga pemeringkat utang, Standard & Poor's (S&P) saat itu langsung memposisikan Argentina dalam status 'Selective default'.
Jumlah utang yang masih harus dibayar Argentina kepada para kreditur sebesar lebih dari US$ 1,3 miliar.
Argentina seharusnya melakukan cicilan pembayaran US$ 539 juta terhadap obligasi yang direstrukturisasi pada 30 Juni 2014
Baca Juga: 10 Negara Paling Tidak Aman, Tempat Tinggal Kriminal Kelas Kakap!
Nauru
Negara ini merupakan pulau kecil yang berada di kepulauan Pasifik, Nauru dulunya dikenal sebagai negara terkaya didunia.
Hal ini dikarenakan adanya pertambangan fosfat di negara tersebut.
Tetapi sekitar tahun 1990-an kekayaan fosfat di Nauru mulai habis dan dari pertambangan tersebut mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di negara tersebut.
Kemudian pada tahun 2002 Nauru tidak mampu membayar hutang yang dipinjamnya dari negara Australia sebesar 68 juta Dollar AS.
Kemudian Nauru dinyatakan bagkrut hingga jatuh miskin dan saat ini Nauru hanya mengantungkan bantuan dari Australia.
Maladewa
Negara yang memiliki keindahan alam yang sangat mempesona ini juga meiliki hutang yang sangat besar.
Hutang besar ini dikarenakan adanya proyek pembangunan Bandara Internasional Maladewa, Pembangunan Jembatan Bandara, dan Relokasi Pelabuhan Utama.
Dimana Maladewa memiliki hutang sebesar 1,23 Miliar Dollar AS dan dianggap beresiko tinggi terjadinya kebangkrutan dan bisa mengakibatkan negara Maladewa jatuh miskin.
Kejadian ini akhirnya mulai terlihat saat ini dimana negara ini kesulitan uang dan juga gejolak politik dalam negara tersebut.
Zimbabwe
Zimbabwe terlilit utang hingga US$4,5 miliar atau Rp64,8 triliun pada 2008. Tingkat pengangguran Zimbabwe juga melonjak hingga 80 persen.
Masyarakat Zimbabwe berhenti menggunakan bank. Bahkan, mereka juga berhenti membayar pajak dan tak menggunakan mata uang nasional sebagai alat transaksi jual beli.
Zimbabwe juga mengalami hiperinflasi. Masyarakat tak lagi bisa menjangkau harga bahan-bahan pokok.
Dengan demikian, uang seperti tak berarti bagi masyarakat Zimbabwe selama harga barang terus melonjak. Mereka lebih memilih sistem barter.
Baca Juga: 10 Negara yang Punya Utang Luar Negeri Paling Dahsyat, Utang Indonesia Bikin Kaget!
Venezuela
Pada 2017, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan pemerintahannya tak bisa membayar seluruh utangnya.
Ia mengaku Venezuela dan perusahaan minyak negara tersebut akan meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang.
Maduro mengatakan perusahaan minyak negara telah membayar utang sebesar US$1,1 miliar atau Rp1584 triliun.
Jumlah itu disebut-sebut cukup besar untuk untuk sebuah negara yang saat ini hanya memiliki dana US$10 miliar atau Rp144 triliun di bank.
Ekuador
Ekuador menyatakan tak mau membayar utang pada 2008 lalu. Pemerintah mengatakan utang dari hedge fund asal AS tak bermoral.
Ekuador sebenarnya mampu untuk membayar utang yang mencapai US$10 miliar atau Rp144 triliun. Negara itu memiliki sumber daya alam cukup banyak.
Laos
Laos juga memiliki hutang yang sangat besar, hutang ini dikarenakan proyek pembangunan jalur kereta api antara Laos dengan Tiongkok, dimana hutangnya mencapai 6,7 Miliar Dollar AS.
Kemudian hutang tersebut tidak mampu dibayar, sehingga negara ini terancam bangkrut dan jatuh miskin, bahkan pada saat ini Laos menjadi negara termiskin di Asia Tengara.
Baca Juga: 10 Negara yang Ternyata Sangat Membenci Indonesia, Apa Alasannya?