Setelah dirasa cukup, kami pun antri untuk membayar sebelum kami santap.
Tatapan mata istri pun tertuju pada beberapa ibu yang menenteng minyak goreng dari arah swalayan yang ada di pusat perbelanjaan pada tempat kami berada.
Istri pun penasaran dan melangkah menuju ke swalayan tersebut.
Saya pun selesai membayar dan melihat dari arah swalayan istri berjalan menenteng minyak goreng dengan ukuran 2 liter bertuliskan minyak goreng 2x penyaringan.
Istri mengaku membelinya dengan harga Rp 28.000, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah.
Kami pun akhirnya makan. Selama makan, kami pun melihat mengapa ibu-ibu datang dan pergi silih berganti, bahkan kami perhatikan ada ibu yang beberapa kali menuju dan meninggalkan swalayan tersebut.
Usai makan, kami pun menuju swalayan tersebut dan melihat di semua kasir terisi dengan antri minyak goreng, walau di kasir khusus minyak goreng juga ada antrian.
Kami coba lihat ke tempat stok minyak goreng. Terlihat, petugas terus mengeluarkan minyak goreng kemasan berisi 2 liter tersebut dari kardus untuk diletakan di tempat display.
Kami pun mencoba mengambil 1 minyak lagi dan antri di kasir.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng Tak Wajar, Kemendag Minta Hapus Para Penjual Nakal di E-commerce