Sonora.ID - Terjadinya hipotermia saat melakukan pendakian bukanlah hal baru.
Seseorang biasanya rentan terkena hipotermia di gunung karena udara gunung yang dingin dan tubuh yang lelah saat pendakian.
Hipotermia adalah keadaan di mana suhu tubuh menurun drastis secara tiba-tiba di bawah suhu normal atau dibawah 35 derajat Celcius.
Suhu tubuh normal dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan menjalankan fungsi tubuh.
Hipotermia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ tubuh dan juga gangguan pada sistem saraf.
Dalam kondisi yang parah, hipotermia dapat mengakibatkan kegagalan sistem pernapasan, sistem sirkulasi (jantung) dan berujung kematian.
Untuk itu sangat penting bagi kita mengetahui gejala hipotermia diantaranya seperti:
Jika seseorang mengalami hipotermia, maka harus segera diberikan pertolongan pertama.
Baca Juga: 3 Rahasia Simpan Kopi Agar Tetap Awet dan Nikmat untuk Diseduh
Melansir dari kompas.com (03/03/2022), berdasarkan pengalaman dari Sugiyanto selaku Koordinator Search dan Rescue Majelis Tafsir Alquran (SAR MTA) ada tujuh pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada pendaki yang mengalami hipotermia di gunung.
1. Jangan panik
Jika dalam pendakian terdapat anggota yang mulai mengalami gejala-gejala hipotermia, pendaki lain dilarang panik.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memantau pernapasan penderita hipotermia, pastikan penderita masih dapat bernapas dengan baik.
2. Jangan menggosok tangan
Mencoba membantu menghangatkan tubuh penderita hipotermia memang harus dilakukan tetapi jangan menggosok tangan penderita karena kulit penderita hipotermia cenderung lebih kering, hal ini disebabkan oleh keringat yang tertutup pembuluh darah dan tidak bisa keluar.
Kulit penderita hipotermia mudah lecet dan terluka jika digosok, hal ini akan membuat bakteri dan kuman mudah masuk ke dalam tubuh penderita.
3. Ganti baju basah dengan baju kering
Jika saat mengalami hipotermia seseorang sedang mengenakan pakaian basah, maka segera ganti dengan pakaian kering.
Baju yang basah lebih rentan memicu penurunan suhu tubuh dibanding hanya terkena udara dingin dari luar.
Dengan mengganti pakaian basah dengan pakaian yang kering dapat menghindari risiko penurunan suhu tubuh yang lebih cepat.
4. Tutupi tubuh penderita
Jangan biarkan udara dingin menyentuh tubuh penderita dengan cara menutup semua bagian tubuh, terutama pada bagian, kepala, leher dan perut.
Gunakan juga selimut tebal atau jaket ekstra agar tubuh penderita hipotermia tetap merasa hangat dan terlindungi dari udara yang dingin.
6. Beri minumam dan makanan
Setelah step-step diatas dilakukan, coba berikan makanan dan minuman hangat agar tubuh penderita hipotermia mendapatkan kalori untuk dibakar oleh tubuh.
Berikan makanan dengan kalori tinggi seperti cokelat, telur, biskuit, dan sosis. Jangan berikan minuman yang mengandung kafein dan alkohol kepada penderita hipotermia.
7. Ajak berbicara
Usahakan tetap menjaga kesadaran penderita hipotermia dengan mengajaknya berbicara sehingga penderita hipotermia tidak sampai berhalusinasi.
Biasanya penderita hipotermia mengalami halusinasi dan berbicara melantur.
Selain itu kompres hangat dan kering juga dapat diberikan kepada penderita hipoterima. Alat kompres instan atau bantal pemanas listrik dapat diatur pada suhu yang redah.
Sebaiknya kompres dilakukan secara intermitten dan hindari melakukan pengompresan secara intens atau memandikan dengan air panas.
Kulit yang terlalu panas dapat menjadi penyebab kerusakan jaringan, hal buruknya adalah dapat memicu aritmia yang berpotensi mematikan detak jantung.
Serta jangan menghangatkan kaki atau lengan penderita hipotermia karena dapat memicu kegagalan organ pada penderita, hal ini sama saja dengan memaksa hawa dingin kembali ke paru-paru, jantung, dan otak.
Lebih baik hangatkan tempat arteri utama berada seperti pada area dada, selangkangan dan leher.
Baca Juga: Hemat Duit Belanja! Tips Simpan Roti Tawar Supaya Gak Gampang Jamuran