Para pengeran diminta berkumpul di Pantai Seger, yang saat ini lebih dikenal sebagai Pantai Kuta, Lombok, pada pagi buta sebelum adzan Subuh berkumandang.
Pada hari yang ditentukan para pangeran berkumpul. Saat matahari berada di ufuk timur, putri bersama raja dan ratu serta pengawal datang menemui mereka.
Putri Mandalika terlihat cantik karena menggunakan bahan sutra. Penampilan putri membuat para pangeran makin terpikat.
Kemudian, Putri Mandalika naik ke atas Bukit Seger ditemani pengawal. Dari atas bukit, putri menyampaikan pesan pada semua yang hadir di Pantai Seger.
Baca Juga: Sering Dipakai di Acara Penting, Gaji Pawang Hujan Mbak Rara Bikin Ngiler!
Ia berencana menerima semua pinangan pelamar. Putri mengambil keputusan tersebut supaya ketentraman dan kedamaian pulau tidak rusak karena persaingan. Sebab, kalau ia menerima pinangan salah satu orang saja maka perselisihan akan terjadi.
Pengumuman tersebut membuat peserta terheran-heran. Selanjutnya, putri menjatuhkan diri ke laut dan hanyut ditelan ombak. Melihat kejadian itu, para peserta berusaha mencari putri, namun putri tidak ditemukan.
Setelah itu, munculah binatang-binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak. Binatang tersebut menyerupai cacing yang amat panjang.
Masyarakat setempat menyebutnya nyale. Perbuatan putri sangat dikenang masyarakat Lombok. Oleh karena itu dibuat Upacara Nyale atau Bau Nyale, upacara dilakukan pada Februari hingga Maret, setiap tahun.