PT Perkebunan Nusantara III Dukung Kemajuan Industri Kopi Nusantara

24 Maret 2022 12:29 WIB
Ilustrasi: Belajar dari Negara Lain, Kesejahteran Petani Kopi Perlu Diperhatikan
Ilustrasi: Belajar dari Negara Lain, Kesejahteran Petani Kopi Perlu Diperhatikan ( NickyPe via Pixabay)

Bondowoso, Sonora.Id - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terus melakukan upaya pengembangan kopi nusantara, dengan cara memperbaiki sistem operasional budidaya kopi agar sesuai dengan cara berkebun yang memenuhi kaidah Good Agricultural Practices

Direktur Pemasaran Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dwi Sutoro, sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara menegaskan komitmennya terhadap budidaya kopi. Hal tersebut disampaikan Dwi Sutoro dalam kunjungan kerja dilakukan bersama dengan Tim PMO Nusantara ke lokasi pilot project di wilayah Gunung Ijen Bondowoso pada Selasa (22/03/22).

Melalui program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Kementerian BUMN memperkuat sinergi para pelaku usaha kopi demi mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di tanah air, serta mengelaborasi perusahaan BUMN termasuk PTPN dan swasta, serta asosiasi dan lembaga Research and Development (R&D) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri nasional, sehingga dihasilkan biji kopi terbaik yang memenuhi standar internasional.

“Kami optimis, melalui sinergi dan kerja keras seluruh elemen dalam PMO Kopi Nusantara, dalam jangka 2-3 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi market leader industri kopi dunia”, kata Dwi Sutoro.

Produk Unggul Petani Sejahtera

Lokasi yang dikunjungi oleh Tim PMO Kopi Nusantara dalam kunjungan kerja tersebut berada di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yaitu lokasi Pilot Project 1a dan 1b.  Pilot Project 1a merupakan Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN XII dan PTPN V, dalam bentuk Revitalisasi Kopi Arabika di Kawasan Ijen.  Lahan project ini berada di Kalisat-Jampit dan Blawan, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur.   

Total luas lahan Pilot Project 1a  mencapai 3.540 Hektare (Ha), dengan pangsa pasar hasil panen kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (20%) dan ekspor (80%).  Target yang ditentukan dari pelaksanaan project plan 1a ini adalah peningkatan supply Java Coffee ke pasar, replanting, dan kerja sama antar anak perusahaan PTPN Holding.

Sedangkan Pilot Project 1b berada di Areal Perhutani KPH Bondowoso di Kecamatan Sumber Wringin dan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berfokus pada intensifikasi dan perluasan lahan kopi dengan pendekatan Sustainable Agriculture/Agroforestry di hulu dan Industrialisasi Specialty di hilir.  Total luas lahan dalam project 1b  adalah 250,62 Ha yang melibatkan 400 orang petani.  Pangsa pasar project ini 10% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan 90% untuk memenuhi kebutuhan ekspor. 

"Target yang ingin dicapai melalui pilot project 1b antara lain meningkatkan produktivitas kopi, menjaga kelestarian hutan, memperbaiki pendapatan petani kopi, memberi kepastian pembelian, pendataan lahan, konsolidasi sistem pengelolaan, dan menghubungkan petani dengan pembiayaan formal," tegas Sutoro.

Baca Juga: 3 Rahasia Simpan Kopi Agar Tetap Awet dan Nikmat untuk Diseduh

Baca Juga: Suka Minum Kopi Hitam? In 4 Manfaat Kopi Hitam untuk Kesehatan!

Area pilot project di wilayah di Bondowoso ini akan mulai panen raya di bulan Mei tahun 2022 dengan target produktivitas pilot project 1a sebanyak 900 kg/ha dan target produktivitas pilot project 1b sebanyak 400 kg/ha.

Dwi Sutoro bersama Tim PMO Kopi Nusantara turut mengunjungi pabrik pengolahan kopi yang berada di bawah PTPN XII.  Setelah melihat secara langsung proses pengolahan biji kopi yang berasal dari hasil panen petani binaan maupun kebun di wilayah kerja PTPN Group, Dwi Sutoro semakin optimis pada masa depan industri kopi nasional di pasar dunia segera menjadi market leader kopi Internasional.

“Saya berharap PTPN Group bersama PMO Kopi Nusantara terus meningkatkan proses R&D agar kopi asal Indonesia berkualitas tinggi dan menjadi produk terbaik di pasar internasional. Apabila hal ini dicapai, tentu akan berdampak pada perekonomian nasional dan kesejahteraan petani kopi Indonesia,” ungkap Dwi Sutoro.

Sementara itu Tenaga Ahli Menteri BUMN Bidang Global Value Chains, Reynaldi Istanto, menyampaikan bahwa PMO Kopi Nusantara juga akan fokus pada traceability  komoditas kopi yang dikembangkan platform digital. Traceability ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah kopi Indonesia dalam value chains kopi di mata dunia.

“Keberadaan ekosistem industri kopi Indonesia yang didukung dengan kolaborasi seluruh pihak serta platform digital untuk memastikan traceability dari produk kita akan memberikan nilai tambah lebih tinggi kopi Indonesia di pasar global. Ekosistem kopi ini juga kami harapkan bisa membuat harga kopi menjadi semakin kompetitif baik di kalangan petani hingga pelaku UMKM sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujar Reynaldi.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm