Solo, Sonora.ID - Warga Desa Kaliboto, Mojogedang, Kabupaten Sragen geger dengan kematian mendadak sapi secara berturut-turut. Kepala Desa Kaliboto, Haryono mengatakan awalnya sapi diberi makan seperti biasanya, namun tak lama mendadak ambruk.
Terjadinya kematian sapi secara mendadak dalam dua pekan terakhir ini sudah mencapai belasan ekor, membuat warga heboh.
"Kemudian perutnya kembung, tiba-tiba pingsan, dan meninggal begitu saja," katanya.
Kasus sapi mati mendadak, terakhir terjadi di Dusun Ngemplak sekitar tiga hari lalu. Karena sebelumnya banyak kasus sapi mati, pemilik sapi langsung menyembelihnya agar dagingnya tetap bisa dijual.
“Total 18 ekor mati mendadak,” jelasnya.
Adapun saat disembelih, menurut Haryono, darah yang keluar masih berwarna merah segar.
“Saat dokter hewan perutnya kembung, ditusuk dengan pisau dan dibuka banyak air, diinjak perutnya dan keluar kotorannya,” jelasnya.
Merasa aneh, kemudian Haryono mengambil sampel darah dan air yang keluar dari perut sapi untuk diuji di laboratorium. Menurut dia, hingga saat ini sampel yang diuji di laboratorium di Daerah Istimewa Yogyakarta belum keluar.
Sebagian besar kasus kematian sapi mendadak terjadi di Dukuh Ngemplak, yang juga ditemukan di dua desa tetangga. Sapi-sapi itu sudah dewasa dan siap dijual untuk mendapatkan uang.
Baca Juga: Resep Membuat Bergedel Tahu Kornet Untuk Camilan dan Lauk
Haryono melanjutkan, kejadian ini baru pertama kali terjadi, membuat warga bertanya-tanya dan berusaha mencari tahu apa penyebabnya.
“Kalau pakannya sama tidak ada bedanya, sapi-sapi yang dibawa keluar kandang dikatakan berbahaya,” jelasnya.
"Mungkin dikasih racun atau gimana, tapi kemarin sapi milik tetangga saya di kandang juga mati," jelasnya.
"Sama seperti dokter hewan di Kaliboto, katanya ini bukan antraks, kalau tidak kita akan minta hasil labnya diberitahukan ke desa," imbuhnya.
Beberapa warga kini mulai khawatir, dan memilih menjual sapi yang masih sehat.
“Mungkin takut rugi, kurang lebih ada 5 warga yang jual sapi yang masih sehat, tidak banyak,” tutupnya.
Baca Juga: Ekspor Sapi Luar Berkurang, Harga Daging di Banjarmasin 'Tak Sehat'