Ziarah kubur sejatinya boleh dilakukan namun bisa berubah menjadi syirik sehingga mendatangkan dosa besar lantaran melakukan hal yang tak perlu.
Lalu apasajakah kegiatan atau hal yang dapat mendatangkan kesyirikan atau dosa besar untuk mereka yang melakukan ziarah kubur?
Salah satu pendakwah di Indonesia, Ustad Abdul Somad mengatakan bahwa di zaman Rasulullah pernah ada larangan melakukan ziarah kubur.
“Dari Buraidah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Dahulu saya pernah melarang kalian melakukan ziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah ke kubur tersebut.” [HR. Muslim – Riyadhus Shalihin: 579]
Baca Juga: Bersama Cucu Pendiri NU, Denny Indrayana Ziarah ke Makam Datu Kalampaian
Larangan dilakukan lantaran dalam ziarah kubur melenceng dari tujuan utama dan malah justru menjurus kepada hal musrik.
Salah satu contoh perbuatan yang dilarang dilakukan saat ziarah kubur adalah meminta doa kepada orang yang telah meninggal.
Sejatinya orang yang masih hidup harusnya mendoakan orang yang telah meninggal bukan sebaliknya.
Sebab orang yang telah meninggal tidak dapat melakukan apapun dan hanya dotemani oleh amalan semasa hidupnya saja.
Selain itu Rasulullah juga melarang mengkhususkan waktu tertentu atau waktu baik untuk menikah. Pasalnya semua waktu adalah baik.
“Tetapi, melakukan ziarah kubur untuk mengambil pelajaran, maka sesungguhnya itu dianjurkan. Waktunya tidak terikat apapun, bebas kapan saja,” kata ustadz Abdul Somad.
Adapun beberapa adab yang perlu diperhatikan kala melakukan ziarah kubur adalah seperti mengucapkan salam yang diajarkan oleh Rasul.
Selain itu dilarang untuk menginjak kubur atau makan orang lain dan dilarang meminta minta doa atau kekuatan kepada orang yang telah meninggal.
Baca Juga: Bersama Cucu Pendiri NU, Denny Indrayana Ziarah ke Makam Datu Kalampaian