Baca Juga: Tanggapan IDI Sukoharjo atas Kejadian Penembakan Dokter Terduga Teroris
Padahal dalam hal ini doter Terawan telah membuat gebrakan besar dan membuat karya baru untuk bangsa Indonesia.
Tindakan yang dilakukan IDI Terlalu sembrono dan terkesan semena-mena kepada dokter Terawan.
Menurut Irma, polemik pemecatan Terawan ditempuh dengan cara merevisi Undang-Undang Praktik Kedokteran.
Hal itu, kata dia, untuk membatasi supaya IDI tidak bertindak semena-mena memecat anggotanya.
"Jadi, jangan sampai superbodi yang semena-mena terhadap anggotanya. Harusnya IDI melindungi anggota bukan memecat anggotanya yang pnya inovasi bagus," jelasnya.
Baca Juga: IDI Sarankan Masyarakat Gunakan Masker N95 dan KN95 untuk Cegah Penularan Omicron
Dilain kesempatan Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi mengatakan bahwa tudingan yang disematkan oleh Irma tidaklah benar.
Dirinya bahwa berani menjamin bahwa apa yang dilakukan IDI tidak ada kaitannya dengan vaksin Nusantara.
"Yang terkait dengan kasus beliau ini, pak TAP (Terawan Agus Putranto) ini, tidak ada kaitannya dengan vaksin Nusantara. Jadi kalau tadi disampaikan ini ada konspirasi, saya berani menjamin kami dari IDI tidak terlibat dalam proses yang berkaitan dengan vaksin," klaim Adib.
Lebih lanjut, Adib kembali mempertegas bahwa IDI secara profesi dan organisasi tidak terlibat pengembangan Vaksin Nusantara.
"Dan memang tidak ada hal yang kaitannya terhadap vaksin Nusantara terhadap pengambilan keputusan (rekomendasi pemberhentian Terawan) yang kemarin," imbuh Adib.
Baca Juga: Wacana PTM 100%, Ketua IDAI Palembang: Sebaiknya Menunggu Satu Bulan Usai Nataru