Menurutnya, saat seseorang beranjak dewasa dan menjadi independen kita cenderung akan mencari cinta yang berbeda. Pada saat kecil, ketika cinta kita masih dependen, kita akan menerima cinta yang melindungi terutama dari orangtua.
Namun, beranjak dewasa, kebutuhan cinta kita adalah cinta yang setara yaitu dari orang yang bisa mengarungi hidup bersama-sama dengan kita.
Orang yang bisa diajak berbagi mengenai masalah kita, cerita hidup kita, dan bisa diajak tumbuh bersama.
Cinta menunggu karena ia adalah takdir manusia. Dengan mencari pasangan yang bisa saling memahami, kita dapat tumbuh bersama dan menjadi lebih baik ke depannya.
Tuhan sudah menitipkan banyak cinta di dunia yang menunggu manusia untuk menjemputnya.
Tuhan juga menciptakan segala hal berpasang-pasangan. Hal yang tidak berpasangan itu adalah khalik, atau sang pencipta karena ia tidak membutuhkan siapa pun.
Kalau kita belum menemui cinta, artinya pencarian kita masih kurang. Kemudian, sering terjadi muncul juga prioritas-prioritas lainnya dibanding cinta.
Dengan hidup yang penuh dengan pilihan, hal ini sah-sah saja. Namun perlu diingat bahwa cinta menunggu kita diluar sana.
Baca Juga: 5 Tips Membangun Hubungan Komunikasi yang Sehat dengan Pasangan
Bagaimana Saintis Memandang Cinta?