Bukan kabar yang baru, aksi ini pernah muncul di tahun 1990-an.
Tepatnya, di 7 Juli 1993 Kepolisian Wilayah (Polwil) DIY mulai memetakan keberadaan geng remaja di Yogyakarta dan benar di tahun 2000-an, tawuran antar pelajar mulai marak.
Dari kejadian tersebut membuat was-was Wali Kota kala itu dijabat Herry Zudianto. Tak tinggal diam, wali kota kala itu memberikan instruksi kepada sekolah-sekolah jika ada pelajar Yogyakarta yang terlibat tawuran akan dikembalikan kepada orangtuanya atau dikeluarkan.
Ternyata, instruksi itu sempat dinilai ampuh untuk menangkal munculnya geng remaja dan membuat beberapa geng pelajar ketika itu kesulitan mencari musuh.
Daerah Rawan Klitih
Di tahun 2020 lalu sempat viral nama-nama daerah yang disebutkan rawan akan klitih Jogja.
Berawal dari cuitan di media sosial Twitter, akun @Azharceria10, Azhar Nurrahmat mengaku daftar atau list yang dibagikannya di Twitter tersebut didapatkannya dari pengalaman pribadi dan teman-temannya.
Dimana daerah tersebut ialah Jalan Kaliurang, Jalan Kabupaten, Maguwoharjo, daerah XT Square, Selokan Mataram, Seputaran Ringroad hingga Daerah Condong Catur.
Namun, setelah dikonfirmasi kembali kepada pihak kepolisian kabar tersebut adalah tidak benar.
Kasubag Humas Polres Sleman Iptu Edy Widaryanto menjelaskan informasi adanya daftar daerah-daerah yang rawan klitih di media sosial itu adalah tidak benar alias hoaks.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Seputar "Klitih" di Yogya, Benarkah Ada Daftar Daerah Rawan dan Kaitan Geng Sekolah?".