Benarkah Memiliki "Orang Dalam" di Dunia Kerja tidak Selalu Nepotisme?

7 April 2022 11:40 WIB
HR dan User sedang mendiskusikan kandidat yang akan dipilih
HR dan User sedang mendiskusikan kandidat yang akan dipilih ( Freepik)

Sonora.ID - Menghadapi bonus demografi seperti saat ini, perusahaan-perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan kian selektif dalam memilih calon yang akan diterima.

Hal ini jelas penting untuk mendapatkan kriteria pekerja yang cekatan dan kompeten.

Namun, dengan tuntutan yang semakin besar pula membuat calon pekerja melakukan segala hal untuk mendapatkan posisi yang diinginkan.

Salah satunya adalah praktik nepotisme yang diketahui bersama kerap terjadi di berbagai instansi hingga saat ini.

Nepotisme menurut Dictionary Cambridge bermakna tindakan menggunakan kekuatan atau pengaruh yang digunakan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik atau ketidakadilan untuk menguntungkan kelompok atau keluarga Anda.

Hal ini dapat terjadi ketika kita memiliki relasi yang kuat dengan orang yang diketahui berada dalam suatu instansi.

Ini juga terjadi dalam berbagai lingkup seperti dalam dunia pendidikan, organisasi, ataupun pekerjaan.

Pengaruh koneksi "orang dalam" ini sering terjadi ketika seseorang melamar pekerjaan.

Hal ini dibahas juga oleh Mincot dari HRD Bacot dalam siniar Obsesif dalam episode bertajuk “HRD Bacot: Gara-gara "Orang Dalam" di Spotify.

Lantas, apakah sebenarnya nepotisme dalam suatu instansi?

Baca Juga: Pelamar Kerja Wajib Tahu, Ini 3 Poin yang Dinilai Saat Wawancara Kerja

Nepotisme Termasuk Pelanggaran atau Tidak?

Dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Bagian nepotisme terdapat dalam Pasal 1 angka 5 yang menyatakan,

“Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.”

Jelas secara hukum hal ini merupakan hal yang salah, terlebih jika koneksi atau relasi yang dikenal tersebut memiliki kekuasaan di suatu instansi sehingga berpotensi langsung menerima kerabatnya.

Nyatanya dalam ranah pekerjaan, sering kali pelamar pekerjaan yang memiliki kemampuan mumpuni harus tertolak hanya karena ada kandidat lain yang memiliki koneksi ini.

Di beberapa organisasi besar, adanya praktik nepotisme sudah menjadi rahasia umum.

Walaupun secara etika hal ini masih tabu, tetapi masyarakat sudah menganggap hal ini lumrah terjadi.

Fenomena ini juga sebagai pengingat bahwa pentingnya relasi ketika kita ingin memasuki dunia kerja.

Nyatanya, makin luas relasi kita, makin terbuka lebar juga kesempatan yang bisa kita coba.

Baca Juga: Penting tapi Sering Dilupakan Oleh Kandidat saat Interview Kerja

Mincot dari HRD Bacot menyampaikan pendapatnya mengenai orang dalam, “Orang dalam bisa dipahami sebagai orang yang bekerja dalam suatu perusahaan dan merekomendasikan orang yang dikenalnya untuk bekerja di perusahaan yang sama.”

“Dalam hal ini rekomendasi hanya sebatas refferal, tanpa usaha untuk memengaruhi dan memaksa pihak recruiter dalam mengambil keputusan,” sambungnya.

Singkatnya, hal ini bukan termasuk nepotisme, karena sebenarnya orang dalam ini hanya memberitahukan resume kenalannya kepada perusahaan.

Keputusan menerima calon pelamar yang direkomendasikan pun masih akan dilihat kemampuannya secara subjektif.

Namun, jika orang dalam ini memberikan pengaruh atau tuntutan kepada recruiter untuk menerima kerabatnya, hal ini baru keliru.

Pengaruh ini juga dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari memberikan hadiah kecil ke recruiter hingga desakan-desakan halus.

Mincot sendiri mengungkapkan bahwa banyak sekali pengalaman recruiter mengenai hal ini.

Salah satunya yaitu seorang HR yang mendapat titipan dari seseorang yang cukup memiliki jabatan di kantornya mengenai resume seseorang.

Mau tidak mau, ia memproses kandidat tersebut sesuai arahan. Namun, tidak sampai sebulan, kandidat tersebut mengundurkan diri karena merasa perusahaan itu tidak cocok dengannya.

Hal ini jelas menyusahkan HR tersebut, karena lagi-lagi ia harus menyeleksi calon pelamar lainnya.


Simak cerita Mincot lebih lengkap dalam siniar Obsesif episode “HRD Bacot: Gara-gara "Orang Dalam" hanya di Spotify.

Jangan lupa juga untuk dengarkan episode menarik lainnya, terutama untuk kamu yang masih berusaha mendapatkan pekerjaan.

Oleh: Nika Halida Hashina dan Brigitta Valencia Bellion

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm