Lalu meningkat menjadi 80,2 persen di tahun 2021.
Itu berarti, masih ada 13.979 anak yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap pada Tahun 2021.
Sementara angka drop out DPT HB3 dan Campak juga terbilang tinggi, yakni lebih dari 5 persen di tahun 2020 maupun 2021.
Begitu juga dengan cakupan imunisasi Balita di tahun 2020. Yakni cakupan DPT HB Hib sebesar 53,7 persen dan cakupan campak rubella sebesar 46 persen
Kemudian di tahun 2021, cakupan DPT HB Hib sebesar 51,9 persen dan cakupan campak rubella sebesar 48,7 persen.
Rendahnya cakupan imunisasi serta tingginya angka drop out pada bayi dan balita itu lantas menyebabkan meningkatnya potensi Kejadian Luar Biasa penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (KLB-PD3I) yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan.
Baca Juga: 3 Besar Seleksi Terbuka Pemko Banjarmasin, Keputusan Ditangan Wali Kota
Seperti campak, hepatitis, difteri, pertusis, dan lain-lain. Selain itu juga kecacatan, seperti Polio dan Rubella, atau bahkan meninggal dunia (Difteri, Tetanus, Rubella) di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Kalimantan.
Kondisi itu pun juga diamini oleh Penyuluh Kesehatan, Muhammad Hendy Arizal.
Kepada Smart FM Banjarmasin, Hendy membeberkan betapa pentingnya imunisasi bagi anak.