Jika kita sulit menyadari bahwa kehidupan tidak ada sempurna, terlepas apapun yang diunggah, maka saat untuk mengambil rehat sejenak.
Kebiasan scrolling tanpa disadari
Media sosial dibuat sebagai hiburan sehingga tidak seharunya mencuri terlalu banyak waktu kita.
Jika kita sering terjebak pada kebiasaan scrolling tanpa kenal waktu dan tempat, yang tak disadari, artinya perlu melakukan social media break segera.
Terganggu dengan semua yang dilihat di media sosial
Kita membutuhkan jeda dari media sosial apabila terus merasa kesal, marah dan terganggu dengan apa yang dilihat di sana.
Apapun yang dibagikan, baik isu politik maupun hiburan memicu rasa tidak senang adalah tanda kita mulai merasa stres.
Cemas berpisah dengan media sosial
Salah satu kita mulai ketergantungan media sosial adalah ketika merasa cemas ketika tak bisa mengaksesnnya.
Misalnya ketika ada gangguan internet, kuota habis atau Instagram down seperti beberapa waktu lalu.
Kita perlu melakukan jeda ketika merasa gatal ingin berbagi segala hal di Instagram story atau sekedar meladeni debat online di Twitter setiap saat.
Baca Juga: Bestie! Ini Cara Dukung Teman yang Lagi Berjuang dengan Mental health
Menghabiskan banyak waktu scrolling media sosial
Salah satu studi menemukan bahwa orang berinteraksi dengan smartphone mereka sebanyak 2.617 kali sehari.
Perilaku itu termasuk scrolling, mengklik, mengirim SMS dan berbagai hal lainnya.
Tanyakan pada orang terdekat apakah kita sudah terlalu sering menghabiskan waktu di media sosial.
Jika mereka mengatakan ya, segera lakukan detoks dan ambil rehat sejenak.
Wajib posting semua yang dilakukan ke media sosial
Apabila kita merasa wajib mengunggah semua hal ke media sosial, artinya itu sudah berlebihan.
Segala hal yang dilakukan, dirasakan atau dialami harus diunggah ke internet menandakan perlunya social media break.
Dilakukan pertama dan terakhir kali
Scrolling media sosial adalah hal pertama yang dilakukan ketika bangun tidur di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.
Kebiasaan buruk itu artinya kita membutuhkan rehat karena berbagai dampak buruknya.
Hal ini dapat meningkatkan risiko stres dan kecemasan serta mengganggu kualitas istirahat kita.
Tidak lagi terasa menyenangkan
Platform media sosial dirancang agar menyenangkan, interaktif, dan menjadi cara bagi orang-orang untuk terhubung.
Jadi tidak seharusnya kita merasa lelah, stres dan tertekan ketika mengaksesnya.
Jika merasakan adanya perasaan negatif tersebut artinya kita butuk melakukan social media break.
Pastikan sudah benar-benar terbebas dari perasaan tersebut sebelum menjadi salah satu penggunanya lagi.
Baca Juga: Jauh dari Bahagia, Ternyata Punya Banyak Teman Malah Sebabkan Depresi?