Bali, Sonora.ID - Kebutuhan akan permintaan kedelai dari pengrajin tahu dan tempe di Bali mencapai 1.500 ton.
Hal tersebut diungkapkannya oleh Ketua Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Bali, Sutrisno saat pendistribusian 300 ton kedelai untuk pengrajin tahu dan tempe di Bali, Selasa 19 April 2022.
"Kita mendapat informasi data tersebut dari Puskopti total ada 365 pengrajin tahu dan tempe dari 1 Kota dan 3 Kabupaten. Sementara Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem belum tercatat. Kalau kebutuhan ( kedelai) untuk Bali lebih dari 1500 ton per bulan," ujarnya.
Lebih lanjut, Sutrisno menyampaikan bahwa untuk jumlah pedagang kedelai di Kota Denpasar, terdapat 12 pedagang kedelai.
Baca Juga: Wapres Dorong Penanaman Sektor Pertanian dengan Integrasi Digitalisasi
Sementara kebutuhan 1.500 ton kedelai per bulannya berasal dari 1 Kota dan 3 Kabupaten yakni Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Jembrana dan Buleleng.
"Sisanya belum ini (teradata) masih menyusul kemungkinan data kemarin seperti Gianyar rencananya, ya kasihan kalau mereka tidak kebagian. Sama-sama pengrajin kok sana dapat saya tidak. Takutnya mereka berpikiran seperti itu," terangnya.
Para pengrajin tahu dan tempe yang akan membeli kedelai subsidi di Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) harus mengajukan beberapa syarat.
Di antaranya mereka memang merupakan pengusaha atau pengrajin tahu dan tempe.
Baca Juga: Harga Kedelai Makin Meroket Produsen Tahu dan Tempe di Boyolali Naikkan Harga
Nantinya akan ada survey ke lokasi produksi tahu dan tempe. Kemudian, menyetorkan fotocopy KTP untuk memastikan produsen tersebut benar-benar memiliki NIK.
"Dari pengrajin tahu dan tempe bisa melakukan pengajuan terlebih dahulu ke Puskopti. Pembeliannya maksimal masing-masing pengrajin dibatasi perbulan 3 ton, dengan tujuan agar semua merata," ucapnya.
Sutrisno juga menyampaikan dengan adanya subsidi kedelai ini, para produsen tempe dan tahu memang sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah.
Bahkan sebelumnya terdapat produsen tahu dan tempe yang melakukan mogok produksi ketika harga kedelai melejit dari Rp. 6 ribu sampai Rp. 12 ribu bahkan sempat Rp. 12,2 ribu.
"Untuk harga kedelai saat ini sudah sampai Rp.12 ribu dilapangan. Harga kedelai variasi karena ada bermacam-macam merek dengan ada subsidi ini mereka sangat terbantu. Dan sangat mengharapkan bantuan ini," tutupnya.
Baca Juga: Kedelai Lokal Kurang Dilirik Pengusaha, Ini Penyebab kata Dinas Pertanian Sulsel