Penanggalan ini diperoleh setelah Jepang menggunakan sistem kalender Gregorian (sistem kalender masehi).
Hinamatsuri sendiri menempati urutan kedua di Gosekku, oleh karena itu diadakan setiap tanggal 3 Maret.
Hinamatsuri juga dikenal sebagai “Momo no Sekku” atau lebih dikenal sebagai Festival Bunga Persik, karena jatuh di tanggal 3 Maret juga merupakan saat bunga persik biasanya bermekaran seutuhnya.
Asal muasal Hinamatsuri dapat ditelusuri kembali keberadaanya melalui festival tradisional Tiongkok, yaitu Festival Shangsi.
Festival Shangsi kemudian diadopsi oleh Jepang dan awalnya hanya diadakan di kalangan bangsawan kerajaan saja.
Sementara itu, tujuan festival ini adalah untuk mengusir kekuatan negatif dalam tubuh anak-anak, khususnya anak perempuan.
Seiring berjalanya waktu, kini Festival Hinamatsuri juga dikenal sebagai Girls' Day.
Dalam pelaksanaannya, festival ini akan di mediasikan ke dalam permainan anak perempuan yaitu hina asobi, dimana anak-anak bermain dengan menggunakan boneka putri.
Boneka ini bernama hina ningyou dan dipercaya mampu menyerap kekuatan negatif dari tubuh anak-anak.
Baca Juga: Kesenian Janger Tradisi Banjar Kaja Panjer Duta Denpasar Siap Berlaga di Pesta Kesenian Bali 2022