Mengenali Kemeriahan Festival Hinamatsuri Jepang Melalui Anime Hyouka

29 April 2022 20:35 WIB
Mengenali Kemeriahan Festival Hinamatsuri Jepang Melalui Anime Hyouka
Mengenali Kemeriahan Festival Hinamatsuri Jepang Melalui Anime Hyouka ( Pixabay)

 

Sonora.ID - Anime berjudul Hyouka menjadi salah satu anime unik yang masih sangat berkesan hingga saat ini.

Perpaduan antara kehidupan sekolah, komedi dan misteri yang dibalut indah membuat alur cerita Hyouka menjadi semakin menarik.

Belum lagi kehadiran dua karakter utama yang kontras namun terlihat iconic, Eru Chitanda dan Hotaro Oreki.

Penonton disuguhkan oleh beragam acara atau festival yang dihadirkan oleh Anime Hyouka yang pastinya menambah keseruan cerita, mulai dari festival sekolah atau Bunkasai, festival Tahun Baru hingga Hinamatsuri atau Festival Boneka.

Namun kali ini, kita kan membahas festival boneka atau hinamatsuri yang terdapat di salah satu scene yang memperlihatkan kemeriahan Festival tersebut.

Festival Hinamatsuri atau Festival boneka Jepang ini diperkenalkan dalam episode terbaru Hyouka yang bertajuk "Toumawari Suru Hina (遠jまわりする雛)" atau "Boneka Hina Mengambil Jalan Memutar".

Asal Muasal Festival Hinamatsuri

Hinamatsuri adalah salah satu dari lima festival tradisional Jepang yang dikenal sebagai Gosekku.

Di Gosekku, setiap festival berlangsung pada hari dan bulan ganjil yang sama, yaitu berkisar dari tanggal 1 Januari, 3 Maret, 5 Mei, 7 Juli, dan 9 September.

Baca Juga: 6 Tradisi Seks Paling Gila dan Aneh di Dunia, Boleh Berhubungan dengan Istri Orang Lain!

Penanggalan ini diperoleh setelah Jepang menggunakan sistem kalender Gregorian (sistem kalender masehi).

Hinamatsuri sendiri menempati urutan kedua di Gosekku, oleh karena itu diadakan setiap tanggal 3 Maret.

Hinamatsuri juga dikenal sebagai “Momo no Sekku” atau lebih dikenal sebagai Festival Bunga Persik, karena jatuh di tanggal 3 Maret juga merupakan saat bunga persik biasanya bermekaran seutuhnya.

Asal muasal Hinamatsuri dapat ditelusuri kembali keberadaanya melalui festival tradisional Tiongkok, yaitu Festival Shangsi.

Festival Shangsi kemudian diadopsi oleh Jepang dan awalnya hanya diadakan di kalangan bangsawan kerajaan saja.

Sementara itu, tujuan festival ini adalah untuk mengusir kekuatan negatif dalam tubuh anak-anak, khususnya anak perempuan.

Seiring berjalanya waktu, kini Festival Hinamatsuri juga dikenal sebagai Girls' Day.

Dalam pelaksanaannya, festival ini akan di mediasikan ke dalam permainan anak perempuan yaitu hina asobi, dimana anak-anak bermain dengan menggunakan boneka putri.

Boneka ini bernama hina ningyou dan dipercaya mampu menyerap kekuatan negatif dari tubuh anak-anak.

Baca Juga: Kesenian Janger Tradisi Banjar Kaja Panjer Duta Denpasar Siap Berlaga di Pesta Kesenian Bali 2022

Terlihat dalam episode terakhir anime Hyouka, pelaksanaan Festival Hinamatsuri di salah satu distrik dijadwalkan pada tanggal 3 April.

Eksekusi Hinamatsuri pada episode terakhir Hyouka terjadi di Kuil Mizunashi yang dalam kehidupan nyata adalah kuil di kota Takayama yang bernama lengkap Kuil Hida Ichinomiya Mizunashi.

Tidak seperti biasanya, perayaan Hinamatsuri di Kota Takayama masih diadakan dalam kurun waktu satu bulan setelah tanggal biasanya.

Hal ini dikarenakan perayaan Hinamatsuri masih diadakan menurut penanggalan Jepang kuno yaitu penanggalan Cina atau disebut dalam anime sebagai penanggalan Kyureki.

Prosesi Pelaksanaan Festival Hinamatsuri

Boneka Hina atau Hina Ningyou adalah benda yang paling menonjol dalam perayaan Hinamatsuri. Boneka Hina digunakan sebagai media upacara penyucian.

Boneka Hina dipercaya dapat menyerap kesialan dan unsur negatif pada anak, dan untuk menghilangkan kesialan tersebut, boneka Hina akan dihanyutkan ke sungai pada sore hari.

Proses ini juga dikenal sebagai Hinanagashi. Namun dengan berjalanya waktu, proses Hinanagashi ditinggalkan dan masyarakat setempat mengganti proses penyucianya dengan memajang boneka Hina di tempat penyembahan kuil atau memajangnya di atas rak rumah yang lebih tinggi dari benda sekitar untuk menghormati Boneka Hina.

Kemudian mereka akan berdoa di depan boneka tersebut dengan berharap dapat menggantikan gadis-gadis yang menerima nasib buruk dan energi negatif.

Namun, boneka hina juga tidak boleh dipajang terlalu lama, karena masyarakat setempat percaya bahwa boneka tersebut akan membawa efek buruk untuk para anak perempuan.

Setelah Hinamatsuri selesai, boneka Hina akan diawetkan dan disimpan untuk perayaan Festival Hinamatsuri tahun depan.

Baca Juga: 4 Tradisi Lebaran Terunik di Dunia, Salah Satunya Bukan Makan Ketupat Tapi Makan Biskuit!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm