Boyolali, Sonora.ID - Terjadi kecelakaan maut kereta kelinci di Desa Dawung, Kecamatan Andong, Boyolali, Jawa Tengah.
Kereta kelinci tersebut mengangkut belasan warga yang hendak berwisata.
Dari kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang tewas, yakni ibu dan anak. Mereka adalah TM (4) dan ibunya Ida Kumala Sari (30). Melihat insiden tersebut, pihak dari keluarga korban syok.
Budiman, salah satu kerabat korban membenarkan, bahwa kedua korban memang meninggal ketika ingin berwisata menaiki kereta kelinci.
“Yang meninggal itu keluarga saya. Bu Lik saya dan anaknya. Jadi yang meninggal itu ibu dan anak,” jelas Budiman.
Budiman juga mengatakan, keluarga korban sangat syok ketika mendengar kabar kecelakaan tersebut. Budiman segera menuju ke lokasi kejadian.
Baca Juga: Tabrakan Karambol Libatkan 4 Bus Pariwisata Di Tol Solo-Ngawi KM 513
“Di lokasi ternyata ada korban meninggal dua orang. Awalnya saya tidak tahu kalau itu adik dan keponakan saya. Tapi kemudian saya mendapat kabar jika yang meninggal itu Ida dan anaknya,” jelas Budiman.
Budiman juga menambahkan, bahwa jenazah korban akan dimakamkan dalam satu liang lahat di Dukuh Cepokok, Desa Sangge, Klego.
Namun menurut Budiman pemakaman korban masih menunggu suaminya datang, “Ya nanti nunggu dulu suaminya datang baru dimakamkan,” jelas Budiman.
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Boyolali Ajun Komisaris Polisi (AKP) Abdul Mufid mengatakan bahwa sebelum kecelakaan ini kereta kelinci mengalami mogok mesin dan para penumpangnya mencoba untuk mendorong kereta.
Namun, tiba-tiba kereta kelinci langsung melaju kencang di jalanan menurun dan membuat sopir kereta panik. Sehingga kereta kelinci itu akhirnya menabrak tanggul dan terbalik.
“Korban meninggal dunia dua, luka ringan tiga. Penumpang jumlahnya ada 22 orang dan satu sopir, jadi ada 23 orang. Untuk sopir kondisinya masih dirawat di rumah sakit. Sementara belum ada keterangan karena kondisi masih dalam perawatan,” jelas Mufid.
Lalu menurut keterangan warga melalui Mufid, kereta kelinci tersebut beroperasi dengan memutar di sekitar dusun setempat.
“Menurut keterangan mereka muter kampung. Jalan yang dilewati adalah jalan kampung. Tidak ada listrik, tidak ada apa tengah hutan, mereka baru lewat sekali saja,” pungkasnya.