Sonora.ID - Menjadi orangtua memang bukanlah pekerjaan mudah. Di samping harus mendidik, mereka juga harus memastikan bahwa anak menerapkan setiap pelajaran yang diberikan.
Terkadang, ada orangtua yang menaruh ekspektasi atau beban berlebihan kepada sang anak. Jika tak bisa terealisasi, biasanya anak sering dimarahi.
Hal ini terjadi juga dalam kisah audio drama siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Memaki Anak Part 1". Bayu diceritakan sebagai sosok anak yang selalu dimarahi orangtuanya.
Baca Juga: Jika Memutus Hubungan dengan Orangtua, Apakah Disebut Durhaka?
Ini terjadi karena ia tak bisa memenuhi ekspektasi mereka. Tak jarang Bayu juga kerap dihujani dengan kata-kata kasar.
Padahal, tindakan ini bisa membahayakan mental sang anak. Mungkin dampaknya tak akan dirasa untuk saat ini. Akan tetapi, lukanya bisa membekas hingga ia dewasa nanti.
Maka dari itu, sebagai tindakan preventif, orangtua harus memahami dampak buruk apabila mereka terus-menerus memarahi sang anak.
Baca Juga: Yuk Mulai Coba Terapkan Work-Life Balance Ala Aiman Witjaksono
Kemarahan yang Menular pada Anak
Melansir PsychologyToday, memarahi anak bisa menyebabkan mereka kesulitan mengontrol emosi.
Hal ini disebabkan karena tekanan yang diberikan oleh orangtua. Orangtua yang senang memarahi anak ternyata bisa menular karena mereka akan meniru perilaku tersebut.
Kondisi ini juga bisa memperburuk relasi mereka dengan orang lain karena mudah tersulut emosi.
Akibatnya anak menjadi sosok yang dipandang negatif oleh lingkungannya. Mereka pun jadi tak bisa mengembangkan diri dengan maksimal.
Merusak Hubungan Orangtua dan Anak
Orangtua yang mudah memarahi anak akan merusak kepercayaan mereka. Akhirnya, sang anak akan merasa ketakutan saat ingin berbicara kepada orangtua.
Misalnya saja, saat anak berkata jujur perihal nilai ulangannya yang buruk, orangtua justru akan memarahinya habis-habisan. Mereka pun jadi takut dan segan untuk bercerita.
Baca Juga: Antara Niat dan Perbuatan, Mana yang Paling Berpengaruh untuk Kita?
Riset dari Healthline juga menunjukkan bahwa memarahi anak bisa membuat mereka lebih agresif secara verbal dan fisik. Mereka jadi sulit untuk mengekspresikan kemarahannya dengan tepat.
Akibatnya, kemarahan itu bisa menimbulkan beragam reaksi pada anak. Ada yang memendamnya karena takut, tapi ada pula yang mengekspresikannya dengan bertindak semakin nakal.
Jika tak segera dibenahi dengan komunikasi yang baik, tentu hubungan baik orangtua dan anak akan semakin terkikis karena keduanya telah kehilangan kepercayaan.
Memunculkan Masalah Kesehatan
Sering memarahi anak ternyata juga bisa menimbulkan masalah kesehatan, baik fisik dan mental.
Masalah mental yang bisa mereka rasakan, di antaranya adalah depresi, cemas, hingga mudah terkena serangan panik. Selain itu, anak juga jadi lebih insecure.
Dampak psikologis pun biasanya tak bisa hilang. Luka itu akan terus ada hingga mereka dewasa.
Tak hanya itu, kesehatan fisik akan terganggu pula karena kurangnya jam tidur. Hal itu dipicu oleh stres yang berlebihan.
Baca Juga: Laper Tapi Malu Minta Uang ke Orang Tua, Ini 3 Tips Hemat Ala Anak Kost
Padahal, insomnia dan stres merupakan gerbang menuju penyakit fisik lainnya yang tak pernah terduga. Ini juga bisa memperparah kondisi anak yang memang sudah memiliki penyakit bawaan.
Untuk itu, diperlukan parenting yang bijak dan tepat dari para orangtua agar tak salah dalam mendidik anak. Memang, terkadang tindakan anak bisa membuat kita marah.
Akan tetapi, hal itu harus dikontrol sedemikian rupa agar tak menimbulkan dampak berbahaya yang bisa memicu trauma pada sang buah hati.
Dengarkan cerita-cerita audio drama lainnya seputar keluarga hanya melalui siniar Obrolan Meja Makan di Spotify. Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Baca Juga: 8 Ide Nama Bayi Perempuan yang Memiliki Arti Cantik, Kuat dan Mulia