“Kondisi ini membuktikan kita sangat terlambat dalam membuat vaksin dalam negeri karena vaksinasi ke satu, kedua, dan sudah hampir selesai, vaksinasi tinggal sedikit yakni vaksin booster,” tegasnya.
Itulah sebabnya, pihaknya mengimbau agar kesadaran tersebut sudah dimiliki dari sekarang sehingga produksi dan proses vaksin hepatitis akut tidak jauh terlambat seperti yang terjadi pada vaksin merah putih untuk Covid-19.
Padahal, Rahmad menyoroti, keilmuan Indonesia tidak kalah dengan negara lain, dugaannya hal ini terjadi karena masalah anggaran.
“Karena itu ke depan kita akan mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan anggaran. Kita selaku bangsa harus bisa membuat vaksin sendiri, tidak tergantung vaksin dari luar negeri,” sambung Rahmad berharap.
Baca Juga: Dirawat di Makassar, Dinkes: Pasien Masih Probable Hepatitis Misterius