Hal tersebut dapat membuatnya kelelahan dan bisa menyebabkan stres.
Membagi pekerjaan rumah dan menyadari bahwa pekerjaan rumah tangga adalah tugas suami dan istri, tentu sangat berarti untuk kesehatan mental seorang ibu rumah tangga.
Baca Juga: Fairuz A Rafiq Muak Galih Ginanjar Drama Kangen Anak di Media: Jangan Ganggu Faaz Lagi!
Memiliki sedikit waktu untuk dirinya sendiri
Ibu rumah tangga kerap kesulitan utuk memiliki waktu luangnya sendiri dikarenakan pekerjaan yang dilakukan terus-menerus.
Terkadang dia lupa untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri karena seluruh waktunya diberikan kepada anak dan keluarganya.
Minimnya waktu luang tersebut bisa membuat seseorang rentan mengalami stress.
Mendapatkan penghakiman yang berlebihan
Seperti yang telah dijelaskan di atas, konstruksi sosial dengan brutal "mengurung" peran perempuan yang kerap membatasi ruang geraknya sebagai mansia.
Misalnya saja, masyarakat selalu menyebutkan bahwa setiap urusan keluarganya menjadi tanggungjawab seorang ibu rumah tangga.
Bila ada sesuatu yang salah terhadap anaknya dia kerap dihakimi oleh orang lain, misanya seperti memakai baju yang kotor atau bila anak terlalu kurus.
Hal tersebut acapkali membuat seorang ibu rumah tangga merasa stres dan depresi.
Lagi-lagi, kesadaran dan dukungan dari orang-orang sekitar, terutama suami sangat dibutuhkan untuk mencegah hal ini.
Kurangnya Perhatian dan Dihargai
Menjadi ibu rumah tangga bisa jadi dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan dan melelahkan bagi sebagian perempuan.
Hal yang membuatnya kerap merasa stres yang dilakukan oleh banyak istri yang tidak pernah menerima pengakuan yang seharusnya mereka terima.
Perasaan ini seringkali menjadi pemicu stres ibu rumah tangga sehingga menimbulkan rasa kesepian dan keterasingan.
Baca Juga: Jangan Teriak-Teriak, 7 Cara Supaya Balita Mau Mendengarkan Orangtua