“Satu diantaranya indeks pembangunan manusia itu adalah diukur dari derajat kesehatan masyarakat dan itu menjadi indikator nasional tingkat kemajuan dari suatu daerah,” ujarnya.
Kedepan, lanjutnya, akan ada beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Lazismu di antaranya adalah inovasi sosial. Untuk itu ia mengusulkan, khusus untuk Kabupaten Sambas yang lebih dari 60 persen profesi masyarakat adalah bergerak di bidang pertanian sehingga beberapa hal yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengupayakan pengairan tanpa listrik dan tanpa bahan
bakar.
“Yang menjadi persoalan adalah biaya untuk penyediaan beberapa peralatan pendukung sehingga ada dua yang bisa digunakan. Pertama program inovasi sosial itu yang pertama untuk keperluan ibadah. Bagaimana pesantren, sekolah-sekolah madrasah bisa teraliri air tanpa menggunakan listrik, tanpa dinamo, langsung bisa disalurkan untuk keperluan sekolah-sekolah. Saya mengusulkan bagaimana lembaga pendidikan dan rumah ibadah, dapat disentuh oleh program Lazismu ini khusus untuk penyediaan air tanpa energi listrik,” usulnya.
Tidak hanya itu, ia juga mengusulkan untuk program inovasi sosial yang bisa dijalankan oleh Lazismu adalah, selain untuk rumah ibadah dan sekolah yang memerlukan penyediaan air bersih, bisa juga untuk pengairan pertanian.
“Sepanjang aliran sungai Sambas, sepanjang mata air bisa diambil, dapat difungsikan, karena potensi air di Sambas ini sangat luar biasa,” tukasnya.
Baca Juga: Paguyuban Seni PJKB Komunitas Ambulance Kalbar Galang Donasi Korban Banjir