“Di daerah yang kini bernama Pekojan inilah simbah-simbah buyut kami berdagang. Dari lima orang jadi 10 orang sampai anak cucu sekarang ini,” kata dia.
Kawasan Pekojan sendiri terdiri dari beberapa perkampungan yaitu, Pekojan Tengah, Petolongan, Bustaman dan kampung Begog. Kawasan Pekojan dikenal sebagai sentra tas, material, perlengkapan garmen, kertas dan lain-lain.
Di dalam Masjid Jami’ Pekojan ada sekolahan dan beberapa makam. Budaya khas pada masjid ini adalah tradisi buka bersama di bulan Ramadhan.
Selama lebih dari 1 abad pengurus masjid yang dikomandoi oleh H. Annas ini selalu menghidangkan bubur yang mempunyai resep turun menurun berasal dari India. Pembagian bubur India memang dinantikan banyak orang jelang buka puasa.
Menariknya, saban harinya, pengurus masjid selalu menghabiskan 20 kilogram tepung beras untuk membuat 200 hingga 300 porsi bubur kepada para jamaah.
Bubur India, diolah oleh generasi keempat suku Koja. Terbuat dari campuran rempah-rempah pilihan, mulai potongan jahe, salam, daun pandan, irisan bawang bombay dan campuran kayu manis plus cengkeh yang bikin sedap aroma dan rasanya.
Baca Juga: Selain Wisata Sejarah, Ini 5 Tempat Wisata Millenials di Semarang