3 Ragam Ulah Pengunjung Candi Borobudur, Jadi Alasan Harga Tiket Naik?

8 Juni 2022 14:28 WIB
Candi Borobudur
Candi Borobudur ( Unsplash @Alain Bonnardeaux)

Sonora.ID - Keputusan Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) untuk menaikkan harga tiket masuk (HTM) Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu bagi turis lokal masih menjadi polemik di masyarakat.

Di balik itu semua, terekam jelas ragam ulah pengunjung yang mungkin memicu penyebab kenapa harga tiket Candi Borobudur naik.

Selain menaikkan HTM, Luhut juga menjelaskan bahwa nantinya hanya 1.200 orang per hari yang boleh naik ke atas candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah itu.

Meski begitu, keputusan di atas belum final dan masih menunggu keputusan Presiden Jokowi, demikian seperti yang diwartakan oleh Kompas.comSenin (6/6/2022).

Baca Juga: Tolong Jangan Salah Kaprah! Tiket Candi Borobudur Seharga Rp750 Ribu Bukan untuk Tiket Masuk, tapi untuk Bayar Ini...

Tak hanya melihat dari satu sisi, ketahui beberapa ulah pengunjung Candi Borobudur dilansir dari kanal YouTube Harian Kompas berikut ini.

1. Banyak tempelan sisa permen karet

Permen karet terbuat dari getah karet dan bahan tambahan pangan atau BTP cukup sulit dibersihkan dari candi yang berbahan batu.

Hal ini dikarenakan permen karet memiliki sifat elastis, lembut, kenyal, dan lengket yang sulit dilarutkan dalam air. Meski dibersihkan pun, sisa-sisanya akan tetap menempel dengan kuat di bebatuan candi.

Menurut Balai Konservasi Borobudur, ditemukan 590 noda bekas tempelan permen karet di stupa induk dan 3.074 titik tempelan sisa permen karet dari lantai bawah hingga ke stupa induk di lantai 10 dalam catatan dari tahun 1983-2017.

2. Vandalisme pengunjung

Tak hanya karena sisa permen karet, situs Candi Borobudur yang menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu harus menanggung akibat dari pengunjung yang tak punya etika.

Pengunjung kerap memegang, menduduki, dan menyandar pada stupa yang ada di lantai atas meski kini sudah ada larangan untuk menaikinya.

Laku yang dikenal dengan istilah vandalisme ini seperti sudah menjadi budaya turun-temurun sebab praktik ini telah berlangsung sejak era 80-an dan tak pernah luntur hingga saat kini.

Akibatnya, pahatan-pahatan padma kini kian menghalus karena terus terkikis.

"Kerusakan yang cukup signifikan itu adalah yang ada di lantai sepuluh, lantai yang di atas. Di mana di situ stupa besar dengan hiasan padmanya yang dibagian bawah itu sering diduduki sehingga pahatan2 padmanya mulai halus. Berdasarkan pengamatan yang kita lakukan, di lantai itu kerusakannya sudah 30%," jelas Kepala Balai Konservasi Borobudur, Tri Hartono.

Baca Juga: Komentar Pramuwisata Soal Wacana Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

3. Jumlah pengunjung yang fantastis

Meski banyaknya pengunjung sama dengan antusiasme masyarakat untuk mengetahui budaya, ini tetap saja memberi dampak buruk untuk Candi Borobudur.

Bagian yang rusak selain pahatan padma adalah batu-batu tangga yang aus, imbas dari datangnya turis dalam jumlah yang fantastis.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm