Pekanbaru, Sonora.ID - Rencana Aksi Nasional-Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI) Kota Pekanbaru terus dikejar dalam rangka menciptakan sumber daya manusia berkualitas di Kota Pekanbaru.
Salah satunya melalui Rekonsiliasi bersama OPD dan Lintas Sektor Terkait.
Drs. Muhammad Amin Msi selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru dalam Rekonsiliasi RAN-PASTI tahun 2022 di hari Rabu (15/06/2022) mengatakan bahwa kegiatan semacam ini menjadi wadah evaluasi serta perencanaan ke depan terkait rencana aksi penurunan stunting.
Baca Juga: Bupati Banyuasin : Butuh Policy Brief yang Inovatif untuk Tangani Stunting di Kabupaten Banyuasin
“Kita melakukan konvergensi dengan OPD berdasarkan hasil rembuk di tahun 2021 kemarin. Hasil rekonsiliasi ini yang akan kita evaluasi minggu depan supaya langkah-langkah kedepannya bisa kita rencanakan dengan baik. Memang Pekanbaru angka penurunannya terlihat jauh dibanding kabupaten lain, tapi ada target yang akan kita kejar kedepannya,” ujarnya.
Amin menjelaskan bahwa di tahun 2021 angka prevalensi stunting di Pekanbaru berada di angka 11,3%, lebih rendah dibanding seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Ia optimis di tahun ini angka tersebut bisa semakin menurun dan di 2024 bisa mencapai target 6,3%.
Amin juga menjelaskan bahwa optimisme ini didukung oleh antusiasme masyarakat, seperti melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
“DAHSAT ini dilakukan oleh masyarakat dari setiap kelurahan, dan sudah 9 kali dilaksanakan. Di sana mereka menghimpun dana dan kemudian diberikan kepada masyarakat yang beresiko stunting. Disamping kemudian ada bantuan dari Puskesmas seperti bantuan MPASI serta ada penyuluhan-penyuluhan yang juga akan kita berikan,” tambanya.
Baca Juga: Turunkan Angka Stunting, Pj Bupati Landak: TPK sebagai Ujung Tombak
Selain program DAHSAT, praktik yang sudah dilaksanakan dalam aksi percepatan stunting ini diantaranya Satuan Tugas Remaja Stunting (SATGAS PESTA) dan Celengan Masyarakat Cegah Stunting (CEMARA CANTING).
“RAN-PASTI ini perlu dukungan OPD dan lintas sektor terkait, karena sumber dananya juga diperlukan termasuk dari CSR perusahaan. Misalnya melalui Celengan Stunting, itu bisa dimasukkan ke perusahaan-perusahaan. Kita menerima bantuan pendanaan karena pastinya aksi percepatan stunting ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kita tahu bahwa faktor terbesar kasus stunting masih tinggi di negara kita, karena kondisi ekonomi yang sulit,” jelasnya.
Pembukaan Rekonsiliasi RAN-PASTI Tingkat Kota Pekanbaru ini, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Bappeda Kota Pekanbaru turut memberikan paparan materinya terkait konvergensi stunting serta mendukung percepatan penurunan stunting di Pekanbaru. Amin melihat, kendala-kendala yang saat ini masih terjadi kedepannya dapat diselesaikan asalkan setiap tim dapat bekerja sama dengan baik.
“Ada kendala-kendala seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bappeda tadi, terkait keterpaduan dan persoalan percepatan, tapi ini bisa kita atasi dengan evaluasi yang tepat dan kerja sama antar sektor,” tambahnya.
Selain itu, Amin juga menyoroti soal posyandu yang terhambat selama 2 tahun akibat pandemi. Amin memaparkan bahwa angka e-PPGBM kota Pekanbaru baru berkisar 40-50%.
“Mudah-mudahan target kita 80%, itu jadi data ukuran kita dalam penurunan stunting. Dan dari Dinas Kesehatan sudah siap dalam mendukung hal itu agar bisa tercapai.
Baca Juga: Penghargaan PBB Pacu BKKBN Percepat Turunkan Stunting
Saat ini sudah tersedia hampir 700 posyandu dan kader-kader kita juga sudah disiapkan sehingga gerakan bersama penurunan stunting ini segera bisa dicapai,” jelasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau yang dalam kegiatan ini diwakili oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Riau, Tengku Mita Maya Don melihat bahwasanya koordinasi antar Tim Penanggulangan Stunting di Kota Pekanbaru ini sudah cukup baik.
“Kota pekanbaru ini sudah dibawah angka nasional dan Riau, jadi diharapkan melalui rapat ini, angka target di 2024 dapat tercapai. Dari penilaian kinerja stunting, pekanbaru peringkat 5. Mungkin karena selama pengisian untuk penilaian kinerja itu ada data yang kurang sinkron. Tapi kita harapkan Konvergensi bisa ditingkatkan lagi agar sinergi yang dihasilkan lebih maksimal,” jelasnya.