Atau anak prempuan memainkan mainan anak laki-laki. Menurut Cecilia, dengan memainkan mainan lintas gender, anak justru punya pengalaman berbeda.
Bahkan dengan memainkan mainan lintas gender, ketika dewasa nanti, anak justru bisa tumbuh menjadi seseorang yang mandiri karena bisa melakukan tugas lintas gender.
Cecilia menambahkan, ketika dewasa, anak laki-laki tidak akan sungkan untuk terjun ke dapur.
Begitu juga anak perempuan juga bisa melakukan sesuatu yang biasa dikerjakan anak laki-laki.
Hal lain juga ditemukan, menurut para ahli, sebaiknya kita tidak membatasi, membedakan, atau memisahkan mainan untuk anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebab, riset juga menegaskan bahwa dampak buruk jangka panjang bisa terjadi bila kita selalu membatasi anak pada satu ‘gender’ mainan.
Di antaranya, membatasi anak bermain ‘berdasarkan gender’ nya justru dapat membatasi kemampuan atau keterampilan mereka.
Anak-anak juga menjadi sulit untuk mengembangkan minta dan bakat karena secara tak langsung dibatasi.
Padahal, minat dan bakat mereka bisa dikembangkan secara optimal.
Bukan hanya itu, disebutkan pula bahwa membatasi alat permainan juga menghambat perkembangan kognitif anak-anak, bila dibandingkan dengan alat permainan yang cenderung netral. Karena itulah, jangan sampai kita menganggap enteng masalah ini.
Baca Juga: 15 Parenting Inspiratif Quotes, Bikin Semakin Bangga Menjadi Orang Tua