Semarang, Sonora.ID - Bermain sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Keberadaan mainan bagi anak-anak tidak hanya sekedar untuk bersenang-senang saja.
Tetapi jika orangtua bisa memberikan mainan yang tapat sesuai usia anak, bisa mengasah berbagai kemampuan dalam diri anak.
Mulai dari aspek kognitif, fisik hingga sosio-emosional anak. Saat ini ada banyak sekali jenis mainan yang bisa dipakai anak-anak.
Mulai dari mobil-mobilan, mainan robot, boneka hingga mainan masak-masakan.
Namun, apakah orangtua perlu membedakan mainan untuk anak laki-laki dengan anak perempuan?
Banyak tanggapan dari masyarakat jika anak laki-laki memainkan mainan anak perempuan seperti boneka atau masak-masak-an akan memengaruhi kepribadiannnya.
Mari kita simak penjelasannya bersama.
Dikutip dari Kompas.com, Psikolog Klinik Anak dan Remaja Cecilia Sinaga memberikan pendapatnya mengenai hal ini.
Cecilia mengungkapkan, sebenarnya tidak masalah ketika anak lakil-laki memainkan mainan anak perempuan.
Baca Juga: Optimalkan Parenting, Ini Cara Orang Tua Paham dengan Konteks Bohong yang Baik dan Buruk!
Atau anak prempuan memainkan mainan anak laki-laki. Menurut Cecilia, dengan memainkan mainan lintas gender, anak justru punya pengalaman berbeda.
Bahkan dengan memainkan mainan lintas gender, ketika dewasa nanti, anak justru bisa tumbuh menjadi seseorang yang mandiri karena bisa melakukan tugas lintas gender.
Cecilia menambahkan, ketika dewasa, anak laki-laki tidak akan sungkan untuk terjun ke dapur.
Begitu juga anak perempuan juga bisa melakukan sesuatu yang biasa dikerjakan anak laki-laki.
Hal lain juga ditemukan, menurut para ahli, sebaiknya kita tidak membatasi, membedakan, atau memisahkan mainan untuk anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebab, riset juga menegaskan bahwa dampak buruk jangka panjang bisa terjadi bila kita selalu membatasi anak pada satu ‘gender’ mainan.
Di antaranya, membatasi anak bermain ‘berdasarkan gender’ nya justru dapat membatasi kemampuan atau keterampilan mereka.
Anak-anak juga menjadi sulit untuk mengembangkan minta dan bakat karena secara tak langsung dibatasi.
Padahal, minat dan bakat mereka bisa dikembangkan secara optimal.
Bukan hanya itu, disebutkan pula bahwa membatasi alat permainan juga menghambat perkembangan kognitif anak-anak, bila dibandingkan dengan alat permainan yang cenderung netral. Karena itulah, jangan sampai kita menganggap enteng masalah ini.
Baca Juga: 15 Parenting Inspiratif Quotes, Bikin Semakin Bangga Menjadi Orang Tua