Komitmen Pemkot Pontianak Entaskan Kawasan Kumuh

23 Juni 2022 18:43 WIB
 FGD Penelitian Resilient Indonesian Slums Envisioned yang digelar Universitas Radboud Belanda di Hotel Harris Pontianak, Rabu (22/6).
FGD Penelitian Resilient Indonesian Slums Envisioned yang digelar Universitas Radboud Belanda di Hotel Harris Pontianak, Rabu (22/6). ( Bappeda Pontianak)

Pontianak, Sonora.ID - Pemerintah Kota Pontianak fokus dan terus berkomitmen untuk pengentasan kawasan kumuh perkotaan.

Permasalahan pengentasan kawasan kumuh ini menjadi isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak 2020-2024 sebagai perwujudan dari misi kedua Wali Kota Edi Kamtono dan Wakil Wali Kota Bahasan yakni menciptakan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dan representatif.

Kepala Bidang Litbang Bappeda Kota Pontianak, Eko Prihandono mengungkapkan, dari tahun 2015-2019 Pemkot Pontianak berhasil menurunkan luas kawasan kumuh dari 70,51 hektar jadi 3,49 hektar, dan ini terus berlanjut hingga sekarang.

Program pengentasan kawasan kumuh tersebut mendapat dukungan utama APBN lewat program Kota Baru.

Sejumlah kawasan kumuh di tepian Sungai Kapuas pun menjadi sasaran. Hingga kini, program pengentasan kawasan kumuh ini dilanjutkan baik dengan dana APBD, APBN dan lainnya.

“Salah satunya dengan melanjutkan pembangunan waterfront di zona Kapuas Indah sampai pelabuhan Seng Hie,” ucapnya.

Baca Juga: Dua Napi di Pontianak Kendalikan Peredaran Narkotika dari Dalam Lapas 

Pembangunan waterfront city di tepian Sungai Kapuas tidak hanya untuk mempercantik dan mengembalikan wajah Kapuas.

Namun juga sebagai upaya mengubah pola pikir menjadikan sungai halaman depan agar tak jadi lokasi buang sampah.

Termasuk, membatasi perkembangan pembangunan yang menjorok ke sungai.

Selain itu, Pemkot Pontianak juga memperkuat jalan-jalan lingkungan di kawasan kumuh tepi sungai.

Pembangunan infrastruktur itu dibarengi bantuan rumah tidak layak huni, dan sejumlah program pengelolaan sanitasi dan limbah.

Di beberapa tempat, dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah dalam skup kecil, antara 10-15 Kepala Keluarga.

Penggunaan bakteri khusus juga dipakai untuk membantu penguraian limbah tersebut.

Saat ini, juga tengah dirancang pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) skala kota di Gang Martapura dan Nipah Kuning yang mencakup 16.500 sambungan.

“Upaya yang kami lakukan untuk pengentasan kawasan kumuh selalu menggandeng banyak pihak. Jadi sifatnya kolaborasi. Kami sangat terbuka untuk dukungan baik dalam bentuk finansial, teknologi dan inovasi yang adaptif yang bisa diterapkan di Pontianak,” tukas Eko.

Baca Juga: Jadi Pelopor di Kalbar, Kepemilikan KIA di Kubu Raya Meningkat

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm