Justru orang yang kedua ini yang mengalami gangguan tidur, karena mengganggu kehidupan sehari-hari dan merasa tidak segar.
“Bangun subuh terus enggak bisa tidur lagi, nah itu termasuk gangguan tidur. Jadi, entah tidak bisa tidur di awal atau tidak bisa tidur lagi ketika sudah terbangun,” sambung dr. Santi.
Insomnia bukan hanya terjadi pada orang yang tidak bisa tidur sepanjang malam, tetapi juga termasuk orang-orang yang mengalami tidur dengan mudah tetapi terbangun di tengah malam kemudian tidak bisa tidur lagi.
Kuantitas dan kualitas tidur
Melihat kondisi ini, Dokter Santi menegaskan bahwa, penting memperhatikan kualitas dan kuantitas waktu tidur.
Pada orang dewasa biasanya dikatakan 7-8 jam, namun jumlah ini tidak bisa dijadikan patokan, karena kondisi masing-masing pribadi bisa saja membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang atau lebih pendek.
“Pada umumnya, jadi enggak semua orang tuh. Ada orang-orang spesial yang jam tidurnya mungkin kurang atau lebih dari itu,” tegasnya.
Sedangkan untuk mengukur kualitas, bisa dilihat dari produktivitas sehari-hari.
Ketika pada saat jam-ham aktif, kita merasa segar dan tidak lesu, maka bisa disimpulkan bahwa kualitas tidurnya cukup.
Ketika membuka mata di pagi hari pun, bisa disimpulkan apakah tidur semalam cukup nyenyak, dengan berkaca pada kondisi tubuh dan kesegaran raga.