Sonora.ID - Tidur adalah salah satu kebutuhan hidup masing-masing pribadi yang tidak bisa digantikan dengan kebutuhan lainnya.
Efek dari olahraga, makan makanan sehat, dan menghindari kebiasaan buruk akan berkurang dengan signifikan ketika seseorang melakukan hal tersebut tidak dibarengi dengan tidur atau istirahat secara berkualitas.
Tak jarang seseorang mengalami gangguan tidur atau insomnia sehingga merasa tidak bisa tidur dengan mudah dan nyenyak.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa ternyata insomnia adalah gangguan tidur yang terjadi bukan hanya ketika seseorang tidak bisa tidur sepanjang malam.
Seseorang bisa dikatakan insomnia ketika mereka mengalami gangguan tidur yang kemudian berpengaruh pada kegiatan sehari-hari.
Apa itu Insomnia?
“Insomnia itu gangguan tidur sepanjang malam? Belum tentu. Jadi, ada orang yang setelah lama bolak-balik (di kasur) dia tidur sampai pagi, bangu segar, itu tidak termasuk dengan insomnia, selama tidak mengganggu daily lifenya,” ungkapnya.
Di sisi lain, ada juga orang yang bisa dengan mudah tidur, tetapi ketika sudah terbangun tengah malam atau subuh, ia tidak bisa tidur lagi sama sekali sehingga di siang hari sudah lesu.
Justru orang yang kedua ini yang mengalami gangguan tidur, karena mengganggu kehidupan sehari-hari dan merasa tidak segar.
“Bangun subuh terus enggak bisa tidur lagi, nah itu termasuk gangguan tidur. Jadi, entah tidak bisa tidur di awal atau tidak bisa tidur lagi ketika sudah terbangun,” sambung dr. Santi.
Insomnia bukan hanya terjadi pada orang yang tidak bisa tidur sepanjang malam, tetapi juga termasuk orang-orang yang mengalami tidur dengan mudah tetapi terbangun di tengah malam kemudian tidak bisa tidur lagi.
Kuantitas dan kualitas tidur
Melihat kondisi ini, Dokter Santi menegaskan bahwa, penting memperhatikan kualitas dan kuantitas waktu tidur.
Pada orang dewasa biasanya dikatakan 7-8 jam, namun jumlah ini tidak bisa dijadikan patokan, karena kondisi masing-masing pribadi bisa saja membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang atau lebih pendek.
“Pada umumnya, jadi enggak semua orang tuh. Ada orang-orang spesial yang jam tidurnya mungkin kurang atau lebih dari itu,” tegasnya.
Sedangkan untuk mengukur kualitas, bisa dilihat dari produktivitas sehari-hari.
Ketika pada saat jam-ham aktif, kita merasa segar dan tidak lesu, maka bisa disimpulkan bahwa kualitas tidurnya cukup.
Ketika membuka mata di pagi hari pun, bisa disimpulkan apakah tidur semalam cukup nyenyak, dengan berkaca pada kondisi tubuh dan kesegaran raga.