Terkait hal tersebut, Rini mengaku belum mengetahui secara pasti, karena konsep pembangunan diserahkan pada konsultan dan kontraktor.
"Kemungkinan besar bila mengganggu pengerjaan dermaga speedboat itu bakal dibongkar," ungkapnya.
Disinggung adakah solusi bagi para motoris speedboat, Rini mengatakan, sementara ini pihaknya belum mengkaji sampai ke sana.
Baca Juga: Memulai Proyek Jembatan Kembar Banjarmasin, Bagaimana dengan Lahan?
Namun, jika berkaca dari proyek pengerjaan siring sebelumnya, misalnya proyek siring di kawasan Sungai Baru, maka para motoris speedboat diimbau untuk mencari tambatan di kawasan sekitar.
"Untuk sementara kami tidak ada rencana untuk mengatur para motoris speedboat. Karena dermaga itu bukan milik pemko. Tapi dibuat sendiri oleh masyarakat," pungkasnya.
"Rencana pembangunan ini sebenarnya sudah lama. Tepatnya sejak tahun 2019 lalu. Lantaran adanya refocusing anggaran untuk penanganan COVID-19, baru sekarang terealisasi," tutupnya.
Terpisah, salah seorang motoris speedboat yang berada tepat di bawah Jembatan Dewi, mengaku tidak keberatan dengan adanya pembangunan yang menyambungkan dua sisi siring itu.
"Bila dibuatkan jembatan, juga memudahkan kami untuk mengangkut penumpang. Baik penumpang yang turun maupun yang naik ke speedboat," ucapnya, lelaki yang mengaku bernama Dodot itu.
Kendati demikian, ia menyarankan, ada solusi yang bisa diberikan saat pengerjaan proyek dilakukan. Misalnya, membuatkan dermaga atau titian pengganti.
"Kalau disuruh pindah begitu saja, ya kami keberatan. Paling tidak buatkan kami titian," harapnya.