“Dalam kegiatan ini UMKM pengrajin mereka bisa bersama-sama narasumber dan para pengrajin yang lain untuk berdiskusi dan sharing knowledge terkait dengan pengembangan produk-produk kerajinan yang mereka kerjakan,” katanya.
Frans berharap, setelah mengikuti kegiatan ini terjadi peningkatan persentase penjualan dari pelaku UMKM.
“Kita berharap ini bisa meningkatkan persentase penjualan. Saat pandemi ini beberapa aktivitas penjualan berkurang dan ini mempengaruhi produksi maupun penyerapan produk-produk rekan UMKM. Mudah-mudahan semakin meningkat dan kita optimis UMKM kita akan berkembang,” harapnya.
Sementara itu, salah satu pelaku UMKM asal kabupaten Ketapang yang sudah mengikuti inkubator bisnis dan UMKM angkatan pertama, Rudi mengungkapkan, kegiatan inkubator ini merupakan terobosan yang baik dari pemerintah untuk pengrajin.
“Salah satunya adalah setelah melewati pandemi yang panjang jadi bagaimana pemerintah menghadirkan sebuah edukasi mulai dari packaging, wawasan, dan diajarkan dalam memasarkan produk dari secara offline menjadi online. Dan juga bukan hanya pasar lokal, tapi nasional, bahkan kita persiapan ekspor ke Jerman,” ungkapnya.
Baca Juga: Sekda Kalbar Ajak Kembangkan Perekonomian Melalui Desa Wisata
Rudi menjelaskan, dalam kegiatan ini produk dari pengrajin direviu, dikurasi, dan diajarkan agar produk mereka siap memasuki pasar nasional maupun internasional.
Dalam kegiatan ini pula, para pengrajin berkolaborasi dengan pengrajin lain yang berasal dari kabupaten/kota berbeda.
“Dari 14 kabupaten/kota dipilih dua orang dari masing masing Dekranasda kabupaten/kota sehingga menjadi 28 orang. Ada anyaman, hiasan, kayu ulin, tenun dan lain lain. Memang masing-masing membawa ego produknya dari daerah. Tapi setelah disatukan pada kegiatan ini, kami berkolaborasi antar kabupaten/kota, bukan lagi membawa nama kabupaten tapi nama Kalbar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rudi menyampaikan bahwa pengrajin di Kalbar rata-rata adalah pengrajin murni yang luar biasa hebat.
Hanya saja, para pengrajin belum begitu paham dalam pemasaran melalui online. Untuk itu, menurutnya perlu bantuan dari generasi milenial yang paham dengan teknologi.
“Kerajinan yang ada di Kalbar juga perlu sentuhan teknologi, seperti desain grafis, digital marketing. Pengrajin kita di Kalbar pengrajin murni, sangat luar biasa dalam membuat kerajinan, tapi kurang dalam memasarkan. Anak milenial inilah yang dibutuhkan untuk membantu dalam memasarkan digital marketing,” tuturnya.
“Yang masih sekolah atau kuliah perkuat digital marketingnya karena kalian inilah yang akan menjadi marketing digital untuk membantu UMKM Kalbar dimasa yang akan datang,” tukas Rudi.