Tidak sedikit kampanye yang menyerukan anti daging anjing dan kucing di China.
Usai itu, ada pula peristiwa gegernya festival Yulin yang blak-blakan membantai daging anjing untuk dikonsumsi.
Selain itu, pasar untuk daging dan bulu kucing terus berkembang di China.
Pada 1 Desember 2019 lalu, Masyarakat Bebas Bulu, kelompok sukarelawan se-dunia yang berkampanye menentang penggunaan bulu binatang, menjelaskan tentang hal tersebut.
Berdasarkan pengamatan mereka, penjualan daging dan bulu kucing di China terus tumbuh.
Selain itu, kini juga tidak ada undang-undang yang menentang kekejaman terhadap binatang.
Menurut organisasi nirlaba itu, sejumlah kucing yang ditangkap dalam perdagangan itu adalah hewan liar.
Mereka tidak pernah dimusnahkan atau dikebiri. Sehingga, kucing-kucing itu terus bereproduksi pada tingkat yang “mengkhawatirkan”.
Tidak hanya itu, beberapa orang diduga juga mengambil kucing peliharaan. Praktek tersebut membuat pemiliknya mencari-cari.
Tidak jarang, mereka menemukan kucingnya dalam pembantaian yang menyedihkan.
Berdasarkan sumber yang beredar, kucing-kucing itu dijual ke tukang daging. Lalu, mereka akan direbus hidup-hidup.
"Mereka dijual kepada tukang daging yang merebus mereka hidup-hidup."
"Biar kulitnya menjadi sepatu, sarung tangan, dompet, dll," klaim kelompok Bebas Bulu tersebut dalam sebuah postingan Facebook.
Bulu kucing dan anjing ilegal di negara-negara AS dan UE, tetapi "kulit mereka masuk tanpa spesifikasi," tambah mereka, dikutip dari Gridhits.id.