Sementara itu, yang paling tinggi risikonya adalah investasi yang derivatif. Biasanya, derivatif terjadi saat kita melakukan beli-jual rumah.
Misalnya, kita membeli rumah senilai 1 miliar. Namun, kita hanya membayar DP-nya sebesar sepuluh juta. Agar mendapat keuntungan, rumah itu kita jual lagi dengan harga lebih tinggi, seperti 1,2 miliar.
Meskipun terlihat mudah, tapi jenis investasi ini justru paling berisiko karena harga pasar kerap naik-turun. Jadi, penting untuk memanfaatkan momentum dengan baik.
“Namanya derivatif. Saking kompleksnya, kita gak bisa tidur kadang. Karena harga naik-turun,” ungkap Djum.
Baca Juga: Apa Itu Asuransi Unit Link? Benarkah Bisa Buat Nasabah Rugi?
Tingkatkan Literasi Finansial
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah literasi finansial. Ini dibutuhkan kalau, “Kita (mau) ke instrumen investasi lainnya, seperti saham. Minimal risetlah.”
Ini dilakukan karena investasi membutuhkan taktik dan strategi yang cermat untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Jangan sampai kita asal memasukkan uang padahal grafik sedang anjlok.
Djum juga mengingatkan agar, “Jangan terjebak. Karena itu gampang, kita jadi ikut-ikutan. Pokoknya kita harus tahu ‘jeroannya’.”
Dengarkan informasi lainnya seputar keuangan dan investasi hanya melalui siniar CUAN di Spotify. Kalian juga bisa mengakses episode seputar investor newbie ini melalui tautan https://dik.si/cuan_jebakan.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbaru!