Sonora.ID – Covid-19 yang melanda di berbagai negara ini rupanya belum juga usai.
Bahkan, di Indonesia sendiri pemerintah belum juga bernapas lega lantaran penularan Covid-19 diprediksi mengalami lonjakan pada pekan kedua dan ketika di bulan Juli 2022.
Pada gelombang Covid-19 kali ini berhubungan dengan kemunculan dua sub varian Omicron, BA.4 dan BA.5.
Seorang profesor di bidang biokimia, Luke O’Neill, memperingatkan bahwa gejala subvariant BA.5 yang dominan di seluruh dunia ini, bisa muncul di malam hari.
Dikatakan oleh profesor tersebut jika gejala yang muncul di malam hari yaitu membuat tubuh berkeringat.
"Satu gejala tambahan untuk BA.5 yang aku lihat baru-baru ini adalah keringat malam," kata O'Neill, yang mengajar di Trinity College Dublin.
Menurutnya, gejala yang satu ini belum tentu dikenali oleh ornag Inggris sebagai Covid-19. Sebab, setiap orang berkeringat sedikit di malam hari.
Namun, pada kasus varian baru tersebut, muncul keringat yang terlihat begitu banyak hingga pakaian dan tempat tidur menjad basah.
Baca Juga: WASPADA! Ini 7 Gejala COVID-19 Kali Ini yang Paling Sering Dialami Pasien, Batuk Termasuk
Bahkan, kondisi muncul keringat ini tetap bisa dialami meski dalam kondisi suhu dingin, laporan dari The Sun.
O'Neill mengatakan keringat malam ini terjadi akibat virus corona 'bertabrakan' dengan sistem kekebalan yang mengakibatkan gejala berbeda.
Meski begitu, vaksin menjadi salah satu hal yang menawarkan perlindungan terbaik.
Vaksin terbaru akan dirilis menjelang gelombang penyebaran di musim dingin yang akan datang.
"Seperti flu, kita akan mengubah (bahan utama) avksin berdasarkan varian yang ada pada saat itu," imbuhnya.
Selain keringat dingin, gejala lain yang muncul pada subvariant Omicron BA.5 seperti, batuk, kelelahan, hidung tersumbat, demam, hidung tersumbat, demam, mual atau muntah, sesak napas, dan anosmia.
Beberapa pasien juga ada yang mengeluhkan diare, namun hal ini jarang terjadi.