Faktor genetik
“Kalau salah satu orang tuanya punya alergi kemungkinan anaknya juga punya alergi menjadi 50 persen. Tapi kalau dua-duanya orang tuanya jadi ayah dan ibu punya alergi, kemungkinan anaknya punya alergi naik jadi 70 hingga 80 persen,” sambung Dokter Santi menegaskan.
Jadi memang salah satu faktor yang sering terjadi adalah faktor genetik atau keturunan dari orang tua.
Meski demikian, hal ini tidak menjadi hal mutlak atau pasti, karena masih ada kemungkinan atau faktor lainnya yang juga mendukung.
Di sisi lain, Dokter Santi menegaskan, jenis alergi yang dialami oleh orang tua dalam faktor genetik bisa jadi diturunkan dengan jenis alergi lainnya.
“Bisa saja jadi orang tuanya alergi di saluran pernapasan, turun ke anaknya dalam jenis alergi di saluran pencernaan,” tambahnya.
Misteri
Dalam kesempatan yang sama, Dokter Santi mengakui bahwa hingga saat ini belum diketahui faktor pasti pendukung alergi sehingga disebut masih misteri.
Ketika alergi menyebabkan reaksi tertentu, maka dokter akan mengobati reaksi tersebut, bukan mengobati alergi yang ada.
Jadi, reaksi alergi bisa muncul di kemudian hari karena yang diobati adalah efek dari alergi tersebut.
“Bisa datang dan hilang tiba-tiba, bisa hilang timbul. Sampai sekarang masih banyak yang perlu kita pelajari, yang perlu kita teliti. Obat untuk betul-betul mengobati alerginya belum ada, jadi yang ada itu obat untuk atasi reaksi dari alergi,” jelas Dokter Santi.
Baca Juga: Niatnya Mau Sehat, Minum Susu Sapi Bisa Berbahaya Jika Salah.......