Baca Juga: Pernah Jadi OB, Ini Kisah Sukses Tommy Wattimena hingga Menjadi Seorang CEO!
Di hari-hari ketika ia menjadi sopir itu, Prajogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia yang bernama Bong Sun (Burhan Uray).
Atas berkat pertemuan itu, pada tahun 1969, Prajogo lantas diajak Bong untuk bergabung di perusahaan miliknya: PT Djajanti Grup.
Singkat kata, selang tujuh tahun, karier dan hasil kerja yang apik mengantarkan Prajogo menjadi General Manager pabrik PT Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur, yang sama-sama bergerak di bidang industri kayu.
Tapi, menjabat sebagai General Manager, Prajogo tak lantas berpuas diri.
Tak berselang lama, ia justru memutuskan untuk keluar dari PT Plywood Nusantara dan mendirikan perusahaan kayunya sendiri yang ia beri nama CV Pacific Lumber Coy, yang kemudian sempat diganti nama menjadi PT Barito Pacific Timber.
Dengan didirikannya perusahaan tersebut, nasib baik seperti mendatangi Prajogo secara beruntun.
Buktinya, pada tahun 1993, perusahaan yang diinisiasi Prajogo tersebut mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Di tahun yang sama itu pula, Prajogo mengakuisis 70% saham sebuah perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yanng berdagang di Bursa Efek Indonesia.
Akuisis tersebutlah yang menjadi titik balik kehidupan Prajogo hingga mengantarkannya pada kesuksesan seperti sekarang.
Berkat keadaan keuangan yang makin kuat, Prajogo lantas mendirikan perusahaan baru yang ia beri nama PT Chandra Asri Petrochemical yang merupakan perusahaan gabungan dengan Tri Polyta Indonesia.
Baca Juga: 8 Seleb Ini Pernah Dipecat Sebelum Mereka Menjadi Orang Sukses
Kini, PT Chandra Asri Petrcochemical menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Pada Agustus 2019 lalu, pria yang kini berusia 78 tahun itu mendapatkan penghargaan dari Presiden Jokowi, yakni Bintang Jasa Utama, atas dedikasinya yang tinggi terhadap Industri Petrokimia dan Panas Bumi di Indonesia.
Baca Juga: Kalau Kamu Punya Mentalitas Ini, Siap-siap Sukses di Masa Depan!