Sonora.ID - Hubungan yang harmonis berasal dari komunikasi yang baik. Artinya, kedua pasangan harus bisa memosisikan diri sebagai pendengar dan pembicara. Akan tetapi, kenyataannya banyak orang yang lebih sulit mendengar daripada berbicara.
Kini, mendengarkan menjadi pekerjaan yang sulit karena banyak orang cenderung lebih ingin berbicara. Apalagi, banyak distraksi, seperti media sosial, yang membuat kemampuan ini semakin langka.
Padahal, sudah sewajarnya kalau setiap orang mempunyai naluri untuk didengarkan, terlebih dalam hubungan asmara. Hal ini diungkapkan pula oleh dr. Dharmawan, Psikiater dan Founder Smart Mind Center Consulting, dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Saat yang Dibutuhkan Hanya Mendengarkan Penuh Perhatian”.
Kurangi Bicara dengan Menjadi Pendengar Aktif
“Mendengarkan secara aktif berarti kita memberikan atensi pada setiap kata yang diucapkan pasangan dengan cara mengobservasi dan mencerna,” pungkas dr. Dharmawan. Hal ini dilakukan agar bisa mengetahui secara menyeluruh hal yang sedang diungkapkan.
Jangan mengira kalau menjadi pendengar aktif hanya mendengarkan saja, kita juga harus memberikan empati dan memosisikan diri terhadap permasalahan lawan bicara. Mendengar dengan fokus bisa membantu kita memberikan reaksi yang tepat.
Baca Juga: Ternyata Ini Dia Manfaat Cuti Hamil bagi Para Perempuan yang Bekerja
Menurut dr. Dharmawan, hal ini juga memberikan manfaat, “Dengan demikian, kita bisa lebih berempati, merasakan apa yang sedang dirasakan. Di sinilah ada proses affection dan caring.”
Jika pasangan enggan terbuka terkait masalahnya, kita bisa mulai mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing untuk mendorongnya berbicara. Sementara itu, jika ingin bercerita tanpa disertai tanggapan, tekankanlah di awal bahwa kita hanya ingin didengarkan.
Tiga Aspek Pendengar Aktif
Sebelum bisa menjadi pendengar aktif, ada tiga aspek yang harus dimiliki. Pertama adalah kognitif, yaitu memperhatikan semua informasi, baik eksplisit maupun implisit, yang diterima dari orang lain. Selain itu, kita juga perlu memahami dan mengintegrasikan informasi tersebut.
Kedua adalah emosional, yaitu bersikap tenang dan penuh kasih selama percakapan. Ini juga termasuk pengelolaan reaksi saat berlangsungnya proses mendengarkan. Jangan sampai kita menunjukkan raut wajah bosan.
Ketiga adalah perilaku, yaitu menunjukkan minat terhadap cerita secara verbal dan nonverbal. Dalam aspek ini, kita harus memberikan reaksi dengan kata-kata atau pun gestur tubuh.
Cara Menjadi Pendengar Aktif
Setelah mengetahui tiga aspeknya, kita juga harus mulai belajar menjadi pendengar aktif dengan sungguh-sungguh. Tak ketinggalan, dr. Dharmawan pun juga memberikan kiat-kiatnya.
Baca Juga: Banyak Jenisnya, Ini Dia 4 Macam Perselingkuhan yang Harus Kamu Tahu
Pertama fokuskan pikiran pada cerita yang sedang diungkapkan. Jangan memikirkan hal lain saat sedang mendengarkan masalah seseorang. Hal ini tentu bisa membuat kita kehilangan inti permasalahan.
Kedua adalah jangan memberikan solusi jika pembicara tak meminta. Menurut dr. Dharmawan hal ini harus dilakukan, “Karena bisa tidak sesuai dengan masalah yang dialami pembicara.”
Agar saling melengkapi, pasangan, “Harus selalu mengembangkan kemampuan mendengarkan aktif. Supaya kita bisa saling bercerita dan juga berempati,” tutup dr. Dharmawan.
Dengarkan informasi menarik lainnya seputar kesehatan mental dalam ranah personal, asmara, pekerjaan, dan hubungan sosial hanya melalui siniar Anyaman Jiwa di Spotify. Di sana, ada banyak kisah-kisah juga dari para penyintas yang membuat kamu tak akan merasa sendirian.
Tunggu apalagi? Segera ikuti siniarnya, yuk, agar kalian selalu terinfo tiap ada episode terbarunya!