Sonora.ID - Tepat pada hari jadi kota Salatiga yang ke-1272 pada tanggal 24 Juli 2022, Kemenkominfo RI melalui Monumen Pers Nasional mengadakan Kegiatan Sarasehan dan Talkshow dengan tema ‘Salatiga Dalam Lintasan Sejarah’, bertempat di pendapa Pakuwon Kantor Walikota Salatiga, pada hari Selasa 26 Juli 2022.
Kegiataan ini diawali dengan sarasehan yang dihadiri PJ Walikota Kota Salatiga Drs. Sinoeng N Rachmadi MM, Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Iskhak Palit, M.SI, Plh Kepala Monumen Pers Nasional dan seluruh SKPD dan Akedemisi Kota Salatiga.
Dalam acara sarasehan diawali sambutan Plh Kepala Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendra Suryo.
Banyak tantangan dan rintangan dalam pelestarian sejarah yang ada di Indonesia, termasuk peninggalan peninggalan sejarah di kota Salatiga.
Baca Juga: Pancasila Dinilai Hal Biasa, Ketua MPR RI Minta Elit Politik Beri Contoh Hidup Ber-Pancasila
Monumen Pers Nasional dan Dinas Kebudayaan ingin berkontribusi untuk menguri-uri sejarah kota Salatiga, melalui sarasehan ini monumen pers akan memberikan informasi sejarah kota Salatiga.
Dilanjutkan sambutan selamat datang oleh PJ Walikota kota Salatiga, Drs Sinoeng N Rachmadi MM, ia mengatakan bahwa dalam suatu lintasan sejarah banyak cerita atau kisah dalam perjalanannya maka diperlukan sebuah narasi yang diedukasi dan publikasi bagi generasi muda saat ini.
Ia juga mengajak semua generasi untuk lebih mengerti terkait cerita atau histori di balik suatu sejarah.
Salatiga merupakan kota tertua kedua setelah Palembang di Indonesia, kota yang memiliki panorama yang indah dan sejuk di Jawa Tengah.
Sarasehan dimulai dan dibuka oleh moderator dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, Panji Hanif Gemilang.
Semantara itu ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Iskhak Palit, M.SI menyampaikan bahwa lintasan sejarah kota Salatiga harus bisa merumuskan jati diri Salatiga ke depan. Kota Salatiga sebagai kota umur panjang.
Diskusi dilanjutkan dengan penyampaian Sejarawan, Peneliti Naskah, dan Akedimisi Kebudayaan Rendra Agusta, yang mengatakan bahwa ada peran anak muda untuk membangun kebudayaan yang dimiliki kota Salatiga, karena kota Salatiga memiliki lintasan sejarah yang cukup mice (meeting, insentif, conference, dan exhibition).
Sesi selanjutnya dilanjutkan oleh Tri Widiarto Sumarjan dari akedemisi yang membahas sejarah kota Salatiga dari masa kolonial serta kebudayaan yang di miliki Salatiga.
Dan pada akhir diskusi, PJ Walikota Sinoeng mengatakan lintasan sejarah kota akan sia-sia apabila hanya berhenti pada sebuah cerita saja apabila negara atau pemerintah tidak bisa hadir melayani di tengah masyarakat.
Baca Juga: Tema Hari Anak Nasional 2022 Beserta Logo dan Sejarah di Baliknya
“Bentuk negara hadir dengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan kebudayaan di Salatiga,” ujarnya.
Sedangkan Dance menjelaskan arah identitas kebudayaan kota Salatiga dibawa oleh generasi muda, dan negara akan merumuskan arah kebijakan yang tepat.
Diskusi ditutup dengan penyerahan cendramata bagi narasumber diskusi dari Monumen Pers Nasional, serta penyerahan hadiah pemenang marching band oleh PJ Walikota.
Pada Sore harinya dilanjutkan special talkshow, dengan tema ‘Peran Monumen Pers Dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata’,
Talkshow itu turut menghadirkan narasumber seperti Plh Kepala Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendra Suryo, Kepala Dinas Pariwisata Kota Salatiga Drs VT Hariwibowo, MM, Kaprodi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin UKSW Aldi Herindra Lasso.
Baca Juga: Kapolri bersama Dewan Pers Sepakat Cegah Polarisasi Pemilu 2024
Sebagai perwakilan Monumen Pers Nasional, Yoyok mengajak warga Salatiga untuk berkunjung ke monumen pers yang berada di Solo yang mana segala fasilitas yang sekarang dimiliki telah mengikuti perkembangan jaman di era digital ini dan temuan perkembangan sejarah bangsa ini.
Sama halnya dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Salatiga, mengajak anak-anak muda untuk lebih adaptif dengan perkembangan jaman di era digital ini, dan mendorong tingkat okupansi kunjungan monumen pers dari warga Salatiga.
Sedangkan dari Aldi dari akedemisi mengatakan bahwa Museum Pers Nasional perlu berinvestasi dalam pemenuhan koleksi guna memiliki daya tarik, tidak hanya melihat koleksi sejarah tapi dapat melakukan sesuatu, ujarnya (Adv*)