“Nah dalam konteks investasi kita juga harus berbenah seperti masalah kejelasan tanah, perizinan yang mudah, dll yang mana itu pastinya perlu koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.
Kondisi pariwisata Rupat Utara yang perlu pembenahan, juga diamini oleh Dosen Pariwisata Universitas Riau, Ahmad Nawawi.
Ia menjelaskan bahwa Rupat Utara menjadi potensi wisata unggul di Provinsi Riau. Salah satunya adalah Pulau Benting Aceh yang ia sebut sebagai pulau unik dan satu-satunya di Riau yang punya hamparan pasir putih luas dan laut biru.
“Akan tetapi ada beberapa kendala signifikan. Pastinya pertama masalah aksesibilitas. Dari Pekanbaru menuju Dumai sekarang sudah mudah karena adanya tol, tapi kemudian kita perlu menyeberang menuju Pelabuhan Rupat dan menggunakan jalur darat yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang buruk. Lalu menuju Benting Aceh juga perlu menyewa speedboat lagi untuk sampai ke Pulau Benting Aceh. Selain itu juga tidak ada harga standar untuk berkunjung ke destinasi wisata dan juga tidak ada informasi resmi dari pengelolanya,” jelas Ahmad.
Pengelolaan Pulau Benting Aceh ini dipandang Ahmad menjadi hal yang perlu diperhatikan. Ia menjelaskan bahwa saat ini tidak ada pengelolaan khusus sehingga siapa saja dipersilakan masuk tanpa adanya registrasi.
Salah satu akibatnya yang tampak saat ini adalah penumpukan sampah yang terlihat di sekitar gazebo.
“Benting Aceh ini perlu dikembangkan menjadi wisata alami, tapi di sisi lain juga perlu dihadirkan fasilitas penunjang agar wisatawan betah. Adanya toilet, gardu pandang, gazebo yang ditambah, dan sebagainya. Dengan begitu tingkat kepuasan wisatawan juga akan bertambah,” ujarnya.
Ahmad menilai sejauh ini wisatawan yang datang berkunjung ke Pulau Benting Aceh dalam kurun waktu yang relatif singkat.
“Maksimal 6 jam, sehingga ketika menyewa speedboat juga tidak ada patokan jam karena biasanya wisatawan di sana tidak lama. Ya karena aspek amenitas tadi yang kurang,” tambahnya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Berpesan Agar Desa Wisata Kampung Melayu BML Kalbar Lestarikan Budaya
Akan tetapi, salah satu kelebihan yang dari pariwisata ini adalah harganya yang relatif murah. Ahmad menjelaskan bahwa jika wisatawan datang menggunakan transportasi umum dari Pekanbaru ke Dumai di kisaran harga Rp.75.000 sekali jalan. Selain roro, wisatawan bisa menggunakan speedboat ke Pelabuhan Tanjung Medang di Rupat Utara dengan perkiraan waktu 1 jam 30 menit.
Sementara kisaran harga menggunakan speedboat sekitar Rp 100.000,- per orangnya. Lalu jika ingin ke Pulau benting Aceh, perlu menyewa speedboat lagi dengan hitungan per-kapal sehingga bisa digunakan untuk satu rombongan. Satu kapal di sewa mulai dari Rp 600.000-Rp.2.000.000 pulang-pergi tergantung negosiasi.
Sementara untuk penginapan, Ahmad mengakui disekitar wisata Pulau Benting Aceh minim penginapan.
“Penginapan di Tanjung Medang ada beberapa wisma, harga Rp.150.000-Rp.300.000, kalau di Teluk Rhu ada beberapa penginapan yang bisa dipakai, 1 kamar Rp.250.000 dan itu bisa untuk beberapa orang. Ada juga penginapan di Tanjung Lapin, tapi itu di grup besar yang standarnya berbeda. Pas lebaran, ada krisis penginapan di Tanjuk Punak dan Teluk Rhu, sehingga dibantu homestay yang harganya lebih bersahabat,” jelasnya.
Ahmad menjelaskan faktor utama yang membuat Pulau Rupat menjadi pilihan wisatawan karena pesona alamnya yang indah, terutama Pulau Benting Aceh yang punya sedimen pasir yang indah dan paling unik di Provinsi Riau.
Akan tetapi, dengan tingkat kepuasan dari wisatawan ia nilai kurang, pembenahan dan penambahan fasilitas ia rasa perlu dilakukan agar wisata Rupat Utara ini mampu bersaing dan mengangkat nama Riau sebagai tujuan wisata.
Selain pesona alam, Pulau Rupat juga menyimpan kekayaan budaya. Seperti Tarian Zapin Api, Tarian Mak Yong, Kampung Wisata Suku Akit, dan masih banyak lagi.
Terlebih Tarian Zapin Api yang hanya dimiliki oleh Masyarakat Rupat, hal ini tentunya semakin menambah nilai plus Pulau Rupat sebagai tujuan wisata.
Untuk itu, segala kekayaan yang dimiliki sudah sepatutnya menjadikan Pulau Rupat sebagai destinasi wisata pilihan wisatawan dengan ekspektasi yang sesuai bahkan melampaui.
Baca Juga: Adanya Kelonggaran Pemerintah, Pariwisata Palembang Mulai Menggeliat