Sonora.ID - Di ajang ASEAN Paragames ke-11 ini, Junaedi yang tampil di cabang olahraga judo tunanetra kelas 60kg J1 putra hanya kalah dari wakil Thailand, Vitoon Kongsuk.
Setelah itu, dia mampu menang atas Vo Thanh Trieu (Vietnam) dan Omas Deterson (Filipina) untuk menyegel raihan perak.
Junaedi, memang masih gagal menyumbang emas di ajang ASEAN Paragames Solo 2022. Tapi, medali perak yang diraihnya tetap tergolong spesial karena Junaedi memiliki latar belakang yang kurang beruntung, termasuk statusnya sebagai penyandang disabilitas tunanetra.
Di ajang ASEAN Paragames ke-11 ini, Junaedi yang tampil di cabang olahraga judo tunanetra kelas 60kg J1 putra hanya kalah dari wakil Thailand, Vitoon Kongsuk.
Setelah itu, dia mampu menang atas Vo Thanh Trieu (Vietnam) dan Omas Deterson (Filipina) untuk menyegel raihan perak.
Pelatih kepala judo tunanetra Indonesia, Lee Yong Il, menjelaskan bahwa Junaedi gagal menyabet emas karena sempat mengalami cedera lutut saat melakoni laga pertama.
Namun, medali perak yang didapat tetap dianggap Lee bagus karena Junaedi belum pernah tampil di ajang ASEAN Paragames sebelumnya.
"Junaedi ini sebenarnya ranking 11 dunia. Tapi hari ini, dia sakit lutut hingga akhirnya kalah pada laga pertama dan harus puas dengan perak. Setelah ini, dia diproyeksikan untuk tampil di Paralimpiade dan bakal mengikuti 3-4 turnamen internasional agar tetap berada di ranking 12 besar dunia dan lolos otomatis ke Parlimpiade Paris," ujar Lee.
Junaedi sendiri turut mensyukuri raihan perak yang didapat karena itu menjadi medali internasional pertamanya, selain emas Peparnas Papua 2021.
Baca Juga: Ingat Pesan Ayah, Pacu Maria Wilil Atlet Lempar Lembing Paragames Asal Papua
Meski demikian, Jujun sapaan akrab Junaedi berharap dapat mempersembahkan yang terbaik pada kesempatan yang akan dating.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua elemen yang mendukung. Maaf belum memberikan yang terbaik untuk Indonesia, tapi mudah-mudahan saya bisa tampil lebih baik lagi. Saya tetap sangat bangga sekali (dengan pencapaian ini)," ujar Junaedi seusai upacara pengalungan medali di Convention Hall Tirtonadi, Solo.
Bukan tugas mudah bagi Junaedi untuk tampil membela Indonesia di ASEAN Paragames Solo 2022. Dia mengaku harus menjuarai Porda dan Peparnas 2021 terlebih dahulu untuk diajak masuk Pelatnas. Selain itu, Junaedi berasal dari kalangan keluarga yang kurang beruntung.
Asep selaku kakak Junaedi menceritakan bahwa adiknya baru mulai menggeluti judo sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebelum itu, Junaedi hanyalah anak petani miskin biasa yang kesehariannya menggembala kambing atau membantu ayahnya bercocok tanam.
"Sebelum jadi atlet, kadang dia itu menggembala kambing dan ikut menyangkul. Tapi, setelah itu saya terus motivasi dia agar jadi orang yang berguna, dan terus mengingatkannya bahwa kita bukan orang punya dan berasal dari keluarga petani kecil," ujar Asep.
"Kemudian Alhamdulillah, Junaedi bisa wakili Indonesia setelah dimotivasi dan jiwa sosialnya pun bagus setelah itu. Sepulang dari Peparnas Papua, dia mau berbagi dengan orang-orang kampung, anak yatim, hingga menyumbang karpet untuk masjid. Dia juga sudah jadi tulang punggung keluarga dan semoga apa yang dia cita-citakan bisa dikabulkan," tambahnya.
Baca Juga: Hingga Hari ke 4, Gibran Pastikan Kelancaran Gelaran Asean Paragames 2022 di Solo