Sonora.ID - Naiknya kesadaran masyarakat terhadap investasi membuat reksadana kerap menjadi topik pembicaraan.
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang dikenal minim risiko, sehingga tinggi peminat.
Meskipun begitu, Anda tidak dapat mengabaikan fakta bahwa instrumen investasi ini tetap memiliki risiko.
Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang risiko reksadana yang wajib Anda ketahui sebagai pemula agar tidak boncos di kemudian hari!
Risiko Reksadana
Salah satu risiko reksadana yang kerap ditemui ketika Anda sedang berinvestasi adalah turunnya nilai unit penyertaan.
Baca Juga: 3 Cara Bangun Personal Branding yang Baik, Anda Wajib Coba untuk Menyokong Karier Cemerlang!
Kondisi tersebut terjadi karena harga Efek, seperti saham, obligasi, dan surat berharga lain turun.
Hal tersebut akan mempengaruhi nilai portfolio reksadana yang Anda miliki.
Likuiditas juga menjadi salah satu risiko reksadana yang harus Anda perhatikan.
Akibat likuiditas yang kurang baik, Manajer Investasi akan mengalami kesulitan ketika pihak yang mengajukan reksadana melakukan penjualan kembali atas unit-unit milik mereka.
Proses penjualan kembali atas unit-unit tersebut dikenal juga sebagai redemption.
Terakhir, risiko reksadana yang sangat merugikan dan harus jadi perhatian lebih Anda adalah wanprestasi.
Wanprestasi terjadi ketika pihak yang mengadakan reksadana tidak membayar ganti rugi segera ketika terjadi force majeure.
Kondisi ini akan muncul ketika pihak-pihak reksadana, seperti bank kustodian, pialang, atau bencana alam membuat nilai aktiva bersih reksadana menurun.
Itu adalah ketiga risiko reksadana yang kerap ditemui ketika seseorang melakukan tanam modal pada instrumen investasi tersebut.
Meskipun begitu, Anda tidak perlu sepenuhnya panik.
Anda dapat menggunakan perusahaan asuransi terpercaya yang dinaungi langsung oleh OJK untuk mendapatkan keamanan selama menggunakan reksadana.
Dengan hal tersebut, Anda bisa mengurangi kemungkinan menghadapi risiko reksadana yang merugikan tersebut.