Pontianak, Sonora.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, World Agroforestry (ICRAF) melalui proyek Peat-IMPACTS menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove, pada tanggal 2-4 Agustus 2022, dengan berkolaborasi bersama BRGM, Blue Forest dan WWF sebagai mitra acara Bimbingan Teknis ini.
Bimbingan teknis ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan mengajarkan kepada peserta yang terdiri dari para guru untuk menjadi Guru Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove pada mata pelajaran/kelas yang diampunya, serta memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peserta tentang pemanfaatan dan pelestarian gambut dan mangrove.
Bimbingan Teknis ini diawali dengan pemantapan materi mengenai pengenalan ekosistem gambut dan mangrove, konsep dasar kurikulum pembelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan hidup gambut dan mangrove, serta evaluasi muatan lokal.
“Dalam kegiatan tata kelola gambut yang terhimpun dalam program Peat-IMPACTS disebut juga dengan edukasi gambut. Melalui kegiatan ini harapannya masyarakat khususnya para siswa usia dini di tingkat SD dan SMP dapat turut berproses untuk penyadartahuan mengenai lingkungan dan ekosistem Gambut dan Mangrove. ICRAF sangat mengapresiasi atas kerja keras Ibu dan Bapak Guru yang telah tergabung dalam Tim Pengembang kurikulum muatan lokal ini, yang akan terus diperkaya dengan pengembangan dan persiapan bahan ajar, juga strategi-strategi proses belajar mengajar di seluruh tingkat sekolah terpilih,” kata Happy Hendrawan, Koordinator Provinsi Kalimantan Barat, ICRAF Indonesia, Kamis (4/8).
Sementara Budiyanto, selaku Kasub Pokja Sosialisasi dan Pelatihan Badan restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam sambutannya mengemukakan, dalam pelestarian dan pemanfaatan gambut, perlu dilakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat luas.
Salah satunya adalah kegiatan penyusunan Kurikulum Muatan Lokal yang telah melalui rangkaian proses yang panjang.
“Dan kegiatan Bimbingan Teknis ini kita berkesempatan untuk bertemu dengan Tim Pengembang SD maupun SMP yang kini sudah masuk ke tahap uji coba untuk praktek mengajar. Peserta yang hadir disini adalah tim dari Sekolah terpilih yang siap untuk diuji untuk penerapan uji coba pembelajaran muatan lokal melalui simulasi mengajar,” ujar Budiyanto.
Selanjutnya, Kepala Dinas Dikbud Provinsi Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang SMK Provinsi Kalimantan Barat, Samsuni, dalam sambutannya mengatakan bimbingan teknis bagi para pendidik dengan memandang dari sudut proses pendidikannya sangat bermanfaat.
“Kami di tingkat provinsi akan terus mendukung untuk tercapainya kegiatan mendalam untuk uji coba pemantapan materi ini,” ucap Samsuni.
Baca Juga: Kepedulian Bio Farma dalam Pelestarian Mangrove di Subang, Jawa Barat
Kemudian, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, M. Ayub dalam sambutannya menyampaikan, dengan semangat luar biasa dan terima kasih yang terdalam, pihaknya hadir bersama dengan lebih dari 50 peserta, juga kepada seluruh Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal (SD dan SMP) yang telah berkontribusi dalam perumusan kurikulum ini juga para guru SD dan SMP yang terpilih untuk ikut dalam proses uji coba pengajaran.
“Hadir juga para Kepala Sekolah SD (9 sekolah) dan SMP (6 sekolah) yang mewakili sekolah-sekolah terpilih yang akan diuji coba perumusan pengembangan kurikulum Lingkungan Gambut dan Mangrove. Di antaranya bagaimana kurikulum ini bisa dikelola dan dilaksanakan di sekolah-sekolah target,” terang Ayub.
Sekolah-sekolah yang terpilih terbagi atas tiga kategori, yaitu yang berada di lingkungan gambut, berada di lingkungan mangrove, dan berada di bukan lingkungan gambut dan mangrove.
“Harapannya para siswa sebagai generasi muda akan terus mencintai dan peduli terhadap lingkungan gambut dan mangrove bukan hanya sebagai ilmu yang diserap, namun juga dapat diterapkan secara langsung. Kemudian untuk masyarakat yang tinggal di lingkungan gambut dan mangrove dapat menjadi potensi baik untuk penerapan kegiatan ini, agar dapat dimanfaatkan menuju masyarakat yang sejahtera dan Bahagia,” pungkasnya.
Selain di Kalimantan Barat, Peat-IMPACTS atau Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Lahan Gambut dan Kapasitas Para Pemangku Kepentingan Indonesia juga dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dan mendapat dukungan dari Pemerintah Jerman dari tahun 2020-2023.
Program Peat-IMPACTS Indonesia, berfokus kepada restorasi, pengelolaan dan perlindungan gambut, sehingga secara langsung dapat berkontribusi pada komitmen negara untuk penurunan emisi rumah kaca dan target pembangunan jangka menengah tingkat nasional.
Proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB-13 (Aksi Iklim) dan TPB-15 (Kehidupan Darat).
Baca Juga: Pj Bupati Landak Sosialisasikan Upaya Perlindungan Gambut dan Mangrove